Jakarta (Antara Kalteng) - Dilihat dari luar, restoran ini terlihat seperti rumah megah bergaya kolonial di kawasan Menteng yang penuh dengan permukiman elit.
Bangunan Plataran Menteng yang baru dibuka awal bulan ini dulunya asrama mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia pada 1940-an.
Rumah itu kemudian dibeli oleh Liem Khe Loen alias Lukito Husodo, ginekolog keluarga Cendana yang membantu proses kelahiran anak-anak Presiden kedua RI Soeharto serta beberapa cucunya.
Setelah kepemilikan rumah ini berpindah tangan, rumah tersebut dirombak dan bangunannya diperluas menjadi restoran tiga lantai lengkap dengan area rooftop.
Sebagian peninggalan dari rumah aslinya tetap dipertahankan sehingga restoran ini tetap terkesan homey.
Pohon mangga rindang, tempat sarang burung yang cicitnya menemani pengunjung yang bersantap, menjulang di tengah restoran yang atapnya transparan. Pohon ini jadi pemandangan yang sejuk di mata bagi pengunjung di setiap lantai.
Nuansa asri ditambah dengan taman anggrek yang menghiasi area tangga, tanaman cantik itu merupakan peninggalan dari almarhum Lukito yang hobi berkebun.
Fusion Asia
Menu yang disajikan di restoran yang berlokasi di Jalan H.0.S. Cokroaminoto No. 42 Menteng adalah masakan Indonesia yang telah dipengaruhi cita rasa Asia lain.
Hampir setengahnya merupakan menu baru, sisanya sama seperti makanan di Plataran Dharmawangsa.
Beberapa menu andalan dari restoran ini meliputi salad Mutu Manikam yang menawarkan sensasi rasa asam dan manis. Salad ini terdiri atas jagung, delima, kacang panjang, dan kacang tanah panjang yang memberi tekstur renyah.
Ada pula salad Putri Dewi yang sedikit banyak terpengaruh dari salah pepaya Thailand, tapi salad ini menggunakan potongan jambu klutuk, jeruk Bali dengan rasa asam, manis dan segar.
Pencinta sayur mayur bisa mencoba tumis pucuk labu yang penampilannya biasa, mirip seperti tumis kangkung, tapi rasanya lezat.
Padukan dengan nasi putih yang diberi butiran kapulaga sehingga lebih wangi serta ayam Dharmawangsa yang renyah dengan bumbu asam manis.
Untuk makanan penutup, coba pesan "Jangan Ditanya" yang terdiri atas buah nangka dan pisang yang diolah dalam adonan tepung dan digoreng seperti poffertjes, kemudian disajikan bersama es krim vanila.
Atau cicipi jajanan sejuta umat pisang bakar yang diracik ala restoran.
Di warung tenda, pisang bakar biasanya hanya ditaburi keju parut dan meses, tetapi di sini beberapa potongan tipis pisang diselimuti keju, kemudian dipanggang. Saus karamel menjadi pelengkap yang menetralkan rasa asin keju.
Plataran Menteng adalah restoran ke-11 yang dibuka Plataran Indonesia, perusahaan berbagai unit usaha pariwisata seperti hotel, resor, kapal pesiar, spa, restoran, venue serta nature development area dengan lokasi berbasis di berbagai tempat eksotis di Indonesia.