Gedung Rektorat UPR Nyaris Terbakar, Gara-gara Ini

id Gedung Rektorat UPR, UPR, Genset Korsleting,

Gedung Rektorat UPR Nyaris Terbakar, Gara-gara Ini

Salah satu petugas melakukan oleh tempat kejadian perkara usai terjadi korseleting terhadap tombol panel genset yang berada di gedung Rektorat UPR, Minggu (15/10/17).(Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Gedung Rektorat Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, nyaris terbakar akibat tombol panel genset 65 kilovolt ampere (KVA) yang berada tepat di belakang bangunan gedung tersebut diduga mengalami korsleting dan menimbulkan percikan api.

Beruntung api yang sudah menghanguskan ruangan genset dan plafon gedung tersebut belum menjalar keluar ke lingkungan bangunan Rektorat, setelah beberapa warga melihat peristiwa itu dan segera melakukan pemadaman.

"Peristiwa itu terjadi pertama kali diketahui oleh salah seorang tukang bangunan yang sedang bekerja di lingkungan Gedung Rektorat tersebut. Ia dan sejumlah rekannya langsung melakukan pemadaman terhadap api yang hendak membakar plafon gedung di sekitar genset itu," kata salah satu anggota pemadam swakarsa Jeans, Minggu.

Percikan api yang keluar dari tombol panel pengatur listrik di gedung Rektorat dengan cepat ditanggulangi oleh sejumlah warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi.

Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.20 WIB, dan tidak ada korban dalam hal tersebut. Hanya saja sejumlah tombol panel yang ada di dalam gudang genset hangus terbakar.

"Kami datang api sudah dipadamkan warga," ucap Jeans.

Berdasarkan pantauan di lapangan, anehnya siang itu tidak ada pemadaman listrik di kawasan tersebut. Entah mengapa genset yang diduga tidak dinyalakan itu tiba-tiba korsleting dan mengeluarkan percikan api.

Beruntungnya genset berukuran besar itu tidak menggunakan bahan bakar bensin. Apabila menggunakan bensin tentunya genset tersebut akan meledak.

Siang itu juga Jendri orang yang pertama kali melihat kejadian tersebut dibawa ke Mapolres setempat untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hal itu mengantisipasi adanya dugaan sabotase yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.