Waspada! Bencana Alam Mengancam Kotawaringin Timur Sepanjang Musim

id Wakil Bupati Kotim, HM Taufiq Mukri, Bencana Alam

Waspada! Bencana Alam Mengancam Kotawaringin Timur Sepanjang Musim

Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri membuka sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana, Kamis (23/11/2017). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, selalu waspada karena berbagai bencana selalu mengancam daerah ini sepanjang musim.

"Saat kemarau, kebakaran lahan dan kekeringan mengancam, sedangkan saat musim hujan seperti sekarang, potensi bencana yang mengancam adalah banjir, angin kencang dan longsor," kata Wakil Bupati Kotawaringin Timur, HM Taufiq Mukri saat sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di Sampit, Kamis.

Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk termasuk salah satu daerah yang sangat rawan bencana. Jenis banjir yang sering terjadi yaitu banjir kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, longsor, kekeringan dan abrasi.

Kabupaten yang memiliki luas 16.496 kilometer tersebar di 17 kecamatan. Dari jumlah tersebut, terdapat 1.554.456,95 kawasan hutan, di antaranya 502.597,9 hektare berupa lahan gambut sehingga sangat mudah terbakar saat kemarau.

Bencana yang melanda Kotawaringin Timur sepanjang 2017 ini yaitu kebakaran lahan, banjir di sembilan desa di kawasan Utara dan kekeringan di empat kecamatan di kawasan Selatan yakni Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.

Selain itu, juga terjadi abrasi di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pemerintah sudah menyiapkan rumah untuk relokasi korban abrasi tersebut.

Taufiq memibta camat, kapolsek, danramil, lurah, kepala desa, perusahaan swasta dan masyarakat untuk selalu waspada. Masyarakat desa dan kelurahan merupakan penerima dampak langsung bencana dan pihak yang harus merespons langsung ketika bencana terjadi.

Upaya pencegahan jauh lebih baik dibanding mengatasi bencana. Perlu meningkatkan partisipasi dan keterpaduan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dengan membekali pengetahuan dan kesiapsiagaan bencana.

Camat, kepala desa dan lurah bertanggung jawab terhadap wilayah masing-masing. Harus dilakukan koordinasi, inventarisasi peralatan dan pencegahan melalui memberi pemahaman kepada masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, serta membentuk posko dengan melibatkan pihak terkait.

"Saat ini hujan meningkat sehingga sangat rentan banjir, khususnya wilayah rendah. Pantau ke daerah-daerah rawan banjir. Laporkan segera jika air sungai naik. Persiapkan peralatan tanggap darurat," kata Taufiq.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf mengatakan, sosialisasi penting dilaksanakan agar semua pihak selalu siap menanggulangi jika terjadi bencana sehingga dampak bencana bisa dikurangi.

"Mudah-mudahan dengan ini kita selalu waspada terhadap berbagai bencana yang mungkin terjadi di daerah kita. Koordinasi sangat penting dibangun dengan semua pihak sehingga langkah pencegahan dan penanggulangan bencana bisa lebih efektif," kata Yusuf.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah sudah membuat peta rawan bencana. Peta tersebut menjadi acuan dalam membuat program penanggulangan maupun saat pelaksanaan penanggulangan bencana.