Sampit (Antaranews Kalteng) - Banjir yang melanda belasan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam tiga pekan terakhir, membuat pemerintah kabupaten setempat menetapkan status siaga darurat bencana banjir.
"Status siaga darurat bencana banjir ditetapkan selama tiga minggu yakni mulai 15 Januari sampai 7 Februari. Penanganan di lapangan dilanjutkan untuk mengurangi beban korban terdampak banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.
Penetapan status siaga darurat bencana banjir merupakan hasil rapat gabungan yang dipimpin Yusuf. Turut hadir Wakapolres Kotim Kompol Muhammad Zainur Rofik dan perwakilan sejumlah instansi.
Hasil pendataan, banjir melanda 19 desa yang tersebar di 17 kecamatan. Yakni di Kecamatan Tualan Hulu, Parenggean, Kotabesi, Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, Antang Kalang dan Bukit Santuai. Banjir menyebabkan satu anak meninggal dunia dan 600 kepala keluarga terdampak banjir karena ratusan rumah terendam.
Saat ini banjir di sejumlah desa berangsur surut, namun aktivitas masyarakat belum sepenuhnya normal. Banjir masih cukup parah terjadi Desa Sungai Ubar Mandiri dan Pantai Harapan Kecamatan Cempaga Hulu.
Penetapan status siaga darurat bencana banjir dilakukan sebagai dasar agar instansi terkait mudah dalam menjalankan program penanggulangan banjir untuk membantu masyarakat. Ada sekitar Rp1 miliar dana yang disiapkan untuk penanggulangan bencana yang dialokasikan dalam dana tidak terduga.
"Hampir semua kawasan di bantaran sungai dan anak sungai Mentaya, rawan banjir. Saat curah hujan tinggi dan sungai meluap, dataran rendah di bantaran sungai menjadi terendam," kata Yusuf.
Posko komando didirikan di Markas Kodim 1015 Sampit, posko kabupaten didirikan di Museum Kayu dan posko lapangan di setiap kecamatan. Posko ini untuk menyiagakan personel dan peralatan untuk menanggulangi banjir.
Pemerintah daerah tetap waspada karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi curah hujan masih cukup tinggi hingga Maret nanti. Artinya, banjir masih berpotensi terjadi.
"Februari hingga Maret akan terjadi peningkatan curah hujan sehingga berpotensi banjir. Berdasarkan peta rawan bencana, daerah rawan banjir di antaranya Kecamatan Kotabesi, Parenggean, Bukit Santuai dan sekitarnya," kata Kepala Stasiun BMKG Haji Asan Sampit, Nur Setiawan.
Curah hujan pada Januari ini diperkirakan berkisar 200 hingga 300 milimeter. Curah hujan pada Maret cukup tinggi diprediksi berkisar 300 hingga 400 milimeter dan rawan menyebabkan banjir. Curah hujan baru akan berkurang pada Mei nanti.
Berita Terkait
TP PKK Sawahan dirikan dapur umum bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 12:59 Wib
DLH Kotim siapkan dua tempat pengolahan sampah mandiri
Jumat, 3 Mei 2024 5:44 Wib
KPU Kotim tetapkan 40 caleg terpilih hasil Pemilu 2024
Jumat, 3 Mei 2024 5:19 Wib
Parade dan tarian kolosal guru-murid meriahkan Hardiknas di Kotim
Kamis, 2 Mei 2024 17:07 Wib
Petani hortikultura di Kotim merugi akibat lahan dilanda banjir
Rabu, 1 Mei 2024 22:19 Wib
BPBD Kotim pasok air bersih untuk korban banjir
Rabu, 1 Mei 2024 20:59 Wib
Disdik Kotim pastikan hak pendidikan terpenuhi di tengah situasi banjir
Rabu, 1 Mei 2024 19:56 Wib
Bupati Kotim perintahkan data perusahaan pendukung kegiatan pendidikan
Rabu, 1 Mei 2024 19:39 Wib