Disbudpar Jadikan Potong Pantan Perkenalkan Budaya Kalteng

id Potong Pantan,Disbudpar Kalteng,Guntur Talajan ,Budaya Kalteng

Disbudpar Jadikan Potong Pantan Perkenalkan Budaya Kalteng

Ilustrasi - Potong Pantan. (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Prosesi ini sudah mulai dilakukan terhadap para tamu kehormatan, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara. Jadi kedepan itu, Kalteng tidak lagi hanya dikenal memiliki objek wisata alam yang indah tapi juga budayanya,"
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah menjadikan "Potong Pantan" dan pemberian gelar kehormatan sebagai upaya melestarikan sekaligus memperkenalkan budaya Suku Dayak agar semakin dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.

Potong Pantan atau memotong kayu melintang itu merupakan prosesi penyambutan Suku Dayak terhadap tamu atau orang dari daerah lain yang baru datang, kata Kepala Disbudpar Kalteng, Guntur Talajan di Palangka Raya, Rabu.

"Prosesi ini sudah mulai dilakukan terhadap para tamu kehormatan, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara. Jadi kedepan itu, Kalteng tidak lagi hanya dikenal memiliki objek wisata alam yang indah tapi juga budayanya," ucap dia.

Selain Potong Pantan, Disbudpar Kalteng juga akan mengoptimalkan pemberian gelar adat Suku Dayak. Namun, pemberian gelar tersebut tidak dilakukan secara sembarangan dan tetap dengan banyak pertimbangan sekaligus melihat orangnya.

Guntur mengatakan Pemerintah Provinsi memang tidak memiliki kewenangan secara langsung untuk mengelola dan menangani masalah pariwisata, tapi dapat berfungsi melakukan koordinasi sekaligus upaya mengembangkannya.

"Kita terus melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota, termasuk untuk pengembangannya sampai pada promosi. Terpenting itu bagaimana Kabupaten/Kota yang menangani langsung dapat konsisten melakukan upaya pengembangannya," kata dia.

Kepala Disbudpar Kalteng ini menegaskan tidak ingin wisata yang ditawarkan ke wisatawan tapi memiliki berbagai kekurangan. Misalnya, jalan yang dilalui itu mengalami kerusakan, ataupun sarana prasarana yang tersedia masih belum memadai.

"Wisata yang ingin ditawarkan haruslah sudah memiliki kesiapan berbagai hal. Artinya, wajib ada pengelolaan yang baik terhadap pariwisata Kalteng ke depannya," demikian Guntur.