Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Debit air pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, kembali surut sehingga sejumlah kapal dan tongkang bertonase besar terperangkap dan tidak bisa berlayar.
"Angkutan angkutan kapal dan tongkang bermuatan batu bara bertonase besar tidak bisa berlayar sejak hari ini Kamis (7/6)," kata Kepala UPTD Dermaga Muara Teweh pada Dinas Perhubungan Barito Utara, Muhammad Nurdin di Muara Teweh, Kamis.
Sejumlah kapal tarik atau tunda (tug boat) dan tongkang yang sebelumnya berlayar ke hulu maupun hilir pada saat debit air Sungai Barito naik, kini terpaksa bersandar di beberapa tempat.
Ketinggian air Sungai Barito pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh pada Kamis pagi di angka 3,80 meter yang menunjukkan angka tidak aman bagi pelayaran kapal bertonase besar.
"Saat air normal tongkang bermuatan dan kosong masih bisa berlayar, namun kini sudah tidak bisa sehingga mereka bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito," katanya.
Kondisi air sungai sepanjang 900 kilometer yang hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya dan mengalir ke wilayah selatan di Kalimantan Selatan itu, sekarang sulit diramalkan.
Ia menjelaskan meski saat ini hujan masih turun, kenyataannya debit air Sungai Barito turun dan kalau di wilayah hulu hujan maka air kembali naik.
"Kami sulit memprediksi kondisi air Sungai Barito," ujarnya.
Meski angkutan kapal dan tongkang bertonase besar tidak bisa berlayar, sejumlah kapal barang dan angkutan penumpang yang tonasenya sedang untuk sementara tidak mengalami kendala.