Kotim bentuk Masyarakat Peduli Api untuk hadapi kemarau

id Kotim bentuk Masyarakat Peduli Api untuk hadapi kemarau,Kebakaran hutan dan lahan,Karhutla,BPBD,Muhammad Yusuf,Asap

Kotim bentuk Masyarakat Peduli Api untuk hadapi kemarau

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Muhammas Yusuf memasang tanda peserta saat kegiatan penyadartahuan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Selasa (10/7/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, segera membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan serta lahan saat kemarau nanti.

"Ini sebagai salah satu upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis masyarakat. Jadi, masyarakat dilibatkan langsung," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.

Persiapan pembentukan Masyarakat Peduli Api dilakukan bersamaan kegiatan penyadartahuan pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat. Hari Selasa ini kegiatannya dilaksanakan di aula Kecamatan Baamang yang diikuti peserta dari Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang dan Seranau.

Untuk tahap awal, BPBD Kotawaringin Timur membentuk satu kelompok Masyarakat Peduli Api di setiap kecamatan. Satu kelompok terdiri dua regu yang setiap regu terdiri 15 orang.

Calon anggota Masyarakat Peduli Api merupakan warga yang direkomendasikan pemerintah kecamatan. Mereka nantinya akan diberi pendidikan dan pelatihan oleh instruktur dari BPBD Kotawaringin Timur, Manggala Agni serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur.

Masyarakat Peduli Api bertugas memadamkan kebakaran sedini mungkin sambil menunggu bantuan. Mereka juga akan membantu penyuluhan secara mandiri dan bersama, serta melaporkan ketika mengetahui ada kejadian dan pelaku kebakaran hutan dan lahan.

Hasil evaluasi, hampir 100 persen kebakaran hutan dan lahan di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia. Untuk itulah perlu kepedulian bersama untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, termasuk mengajak petani meninggalkan kebiasaan membersihkan lahan dengan pembakaran.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, puncak musim kering diperkirakan terjadi Agustus mendatang. Masyarakat Kotawaringin Timur harus ikut waspada karena kabupaten ini termasuk daerah yang sangat rawan kebakaran hutan dan lahan.

"Kemarau diprediksi dimulai pada dasarian ke tiga Juli ini. Mungkin sekitar tanggal 20 Juli sudah mulai masuk kemarau. Makanya untuk mengantisipasi, rencananya pertengahan Juli ini akan ditetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan," kata Yusuf.

Pemerintah daerah bertekad menjadikan Kotawaringin Timur bebas asap pada tahun 2018 ini. Dukungan seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Secara nasional, seluruh daerah di Indonesia gencar melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan lahan. Pemerintah berharap pelaksanaan Asian Games 2018 di negara ini jangan sampai terganggu, termasuk akibat asap.