BIG petakan lokasi alternatif ibu kota negara di Kalteng

id Palangka Raya jadi ibu kota,BIG petakan lokasi alternatif ibu kota negara,Badan Informasi Geospasial,Pejabat Sekda Kalteng, Fahrizal Fitri

BIG petakan lokasi alternatif ibu kota negara di Kalteng

Peta Provinsi Kalimantan Tengah. (Info Kalteng)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Badan Informasi Geospasial mulai Juli hingga Desember 2018 melakukan pemetaan lahan di Kalimantan Tengah, salah satu provinsi alternatif lokasi ibu kota Negara Indonesia yang akan dipindahkan dari DKI Jakarta.

Pemetaan ini diketahui setelah BIG melapor dan meminta data lahan mana saja yang dipersiapkan untuk lokasi ibu kota Negara Indonesia, kata Pejabat Sekda Kalteng, Fahrizal Fitri, di Palangka Raya, Jumat.

"Hasil dari pemetaan tersebut akan menjadi prioritas pembangunan nasional di Provinsi Kalteng. BIG melakukan pemetaan karena memang diminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," ucapnya.

Pria yang juga menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng ini menyebut, adanya pemetaan tersebut membuktikan bahwa Pemerintah pusat telah mempersiapkan berbagai langkah terkait wacana perpindahan ibu kota Indonesia.

Fahrizal mengatakan, pemerintah pusat telah mempersiapkan tiga alternatif yang menjadi lokasi barau ibu kota Indonesia. Ketiga alternatif itu yakni, Palangka Raya dan sekitarnya Provinsi Kalteng, Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, Panajam dan sekitarnya Provinsi Kalimantan Timur.

"Untuk mengkaji memilih tiga lokasi yang jadi alternatif ini, pemerintah pusat melibatkan Bank Dunia. Alasan pelibatan Bank Dunia ini, karena pemerintah pusat menganggap lembaga itu independen dan objektif dalam mengambil keputusan," kata dia.

Sementara mengenai adanya getaran gempa di Kabupaten Katingan, Pejabat Sekda Kalteng ini meyakini tidak akan mempengaruhi rencana memindahkan ibu kota Indonesia ke wilayah ini. Sebab, getaran gempa tersebut tidak terlalu berbahaya dan sangat jarang terjadi.

"Saya lahir di Kalteng ini, umur saya pun hampir 50 tahun, tapi baru kali ini mendengar ada getaran gempa. Getarannya pun sangat sebentar. Jadi, tidak akan mempengaruhi rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia," demikian Fahrizal.