Liputan khusus - Kebersamaan kunci menghindari bencana kabut asap

id karhutla,BPBD kalteng,manggala agni,gubernur kalteng

Liputan khusus - Kebersamaan kunci menghindari bencana kabut asap

(Tiga dari kiri) Bupati Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah berorasi bahaya karhutla bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat, di Desa Kubu, Selasa (31/7/18). (Foto AntaraKalteng/Hendri Gunawan)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Semua pihak harus menyadari, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap berpeluang terjadi di Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah.

Provinsi Kalimantan Tengan (Kalteng) luasnya mencapai 153.564 km persegi, atau 1,5 kali dari luasnya Pulau Jawa, tapi manusia yang menghuni provinsi inihanya sekitar 2.605.274 jiwa.

Dari data itu, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar wilayah di provinsi ini masih hutan dan rawan terhadap kebakaran karena sebagian besar tanahnya bergambut dengan kedalaman antara satu hingga puluhan meter.

Alhasil, untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang menjadi sumber bencana kabut asap, bukanlah perkara mudah.

"Semua pihak harus tanggap dan bergerak cepat mencegah serta menanggulangi karhutla. Hanya dengan cara itu, bencana kabut asap bisa dihindari," kata Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran, dalam suatu kesempatan.

Pernyataan orang nomor satu di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu selaras dengan program dan strategi yang dilakukan Pemerintah Provinsi untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan, yaitu melibatkan semua kabupaten/kota dan ddukung oleh Polri, TNI dan Pemerintah Pusat.

Upaya yang telah dilakukan di Kalteng dalam mencegah dan menanggulangi Karhutla yakni, mengerahkan helikopter jenis Mi 8MTV UPMI815, Mi 8MTV UPMI862, dan Helly RA 31034 Kamov 32C untuk mengendalikan kebakaran hutan.

Ketiga jenis helikopter tersebut telah melakukan sorti sebanyak 50 kali, bombing 984 kali dan total air disebar mencapai 4,038 juta liter.

"Teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau membuat hujan buatan pun sudah disiapkan. Kapan saja dibutuhkan, TMC itu siap dilaksanakan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Darliansjah.

Sementara untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla di darat, Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, TNI, Polri, Manggala Agni BKSDA, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan SAR Nasional, Tim pemadam kebakaran swadaya masyarakat dan bantuan perusahaan, rutin melakukan patroli ke berbagai wilayah yang rawan terbakar.

Satuan tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Polda Kalteng pun serius menindak pihak pihak yang diduga melakukan pembakaran, baik di lahan ataupun hutan. Hingga 2 Agustus 2018, satgas Gakkum telah memproses 5 laporan polisi. Dari lima laporan tersebut, tiga telah dalam tahap selidiki dan dua lainnya tahap penyelidikan.

Berbagai upaya dan strategi tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi B DPRD Kalteng, HM Asera yang menyebut bahwa Pemerintah daerah se-Kalteng bersama Polri dan TNI mulai terlihat berhasil mengurahi karhutla.

"Kalau dibandingkan tahun 2016 dan 2017, ya tahun 2018 ini ada pengurangan yang signifikan atas kebakaran hutan dan lahan. Jadi, apa pun upaya dan langkah yang telah dilakukan Pemerintah, harus dipertahankan bahkan ditingkatkan," kata Asera.

Menghadapi kejadian kebakaran di Kalteng yang semakin berkurang diharapkan tidak membuat pemerintah dan masyarakat langsung puas, sebab, berdasarkan data BPBD Kalteng, sebanyak 1.622 desa dan kelurahan yang tersebar di 14 kabupaten/kota rawan terhadap karhutla saat musim kemarau.

Dari 1.622 desa/kelurahan itu 263 di antaranya berada pada tingkat kerawanan sangat tinggi, 222 tinggi, 94 sedang, dan 1.033 lainnya kategori rendah.

Bahkan Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran, ada menerima informasi bahwa pencegahan dan penanganan karhutla di tahun 2018 lebih sulit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kesulitan itu karena kondisi musim kemarau di tahun 2018 lebih panjang dan lebih kering, sehingga sangat rawan terjadi di Provinsi Kalteng.

Tapi, lagi-lagi, kondisi tersebut dapat diatasi apabila semua pihak konsisten dan berkomitmen dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam mencegah dan menangani karhutla..


Keterlibatan Pelaku Usaha

Gubernur Sugianto Sabran, saat memimpin Apel Siaga Darurat Bencana Bencana karhutla mewajibkan seluruh pelaku usaha, khususnya pengelola lahan yang sangat luas agar berperan aktif mencegah dan menangani karhutla.

Peran yang sangat diharapkan yakni menjaga areal di sekitarnya agar tidak terbakar, dan memfasilitasi masyarakat sekitar untuk terlibat mencegah serta menanggulangi karhutla.

Imbauan tersebut langsung direspon berbagai perusahaan, satu di antaranya PT Mitrakarya Agroindo.

Unit usaha Sinar Mas Agribusiness and Food ini menjalin kerjasama dengan Manggala Agni Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, untuk menggelar pelatihan mencegah serta menanggulangi kebakaran.

Kegiatan pelatihan dan pencegahan pengendalian karhutla yang dipandu oleh delapan instruktur terbaik dari tim Manggala Agni daerah operasi Pangkalan Bun diikuti oleh 40 peserta yang merupakan anggota Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (KTD) Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Kalimantan Tengah dan Perwakilan dari Kecamatan Batu Ampar dan Seruyan.

Selain membekali dan mempersiapkan tim internal KTD Sinar Mas Agribusiness and Food, tahun ini perusahaan juga akan memberikan pendampingan kepada lembaga Masyarakat Siaga Api (MSA) di 10 desa binaan yang ada di wilayah Kecamatan Batu Ampar dan Seruyan Tengah.

"Harapannya dapat diikuti perusahaan lainnya," kata Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pangkalan Bun, Binsar Oktavianus Togatorop.

Kewaspadaan dan kesiap-siagaan menjadi kunci penting untuk mencegah dan mengendalikan ancaman kebakaran hutan dan lahan, dan semua pihak, bukan saja pemerintah tetapi juga masyarakat perlu menjalin kerjasama untuk menyelamatkan lahan dan hutan dari ancaman kebakaran.