Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Harga tandan buah segar kelapa sawit di perusahaan perkebunan swasta PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, kembali anjlok menjadi Rp1.327/kg dari sebelumnya Rp1.411/kg.
"Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani plasma kembali terpukul setelah dalam empat bulan terakhir harga terus anjlok," kata Tomy, seorang petani plasma kelapa sawit di Desa Tawan Jaya Kecamatan Teweh Selatan, Rabu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan para petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan oleh sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun plasma 3.600 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan Agustus turun lagi yakni Rp1.327 atau turun Rp84 dari harga Juli 2018 sebesar Rp1.411/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya pada Rabu (15/8).
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 82,91 persen atau turun dibanding dengan periode sebelumnya 83,71 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) naik dari sebelumnya Rp4.105 menjadi Rp4.523/kg, sedangkan harga jual CPO di pasar dalam negeri turun dari Rp7.099 menjadi Rp6.579/kg.
"Turunnya harga TBS ini disebabkan anjloknya harga CPO, meski harga kernel membaik," ujarnya.
Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng kini manajemennya tergabung dalam grup PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
Sementara seorang petani kelapa sawit mandiri di Desa Sabuh Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah mengatakan pihaknya menjual TBS untuk sementara kepada pengumpul yang datang ke lokasi atau kebun juga anjlok yakni bulan lalu dengan harga Rp850 per Kg, kini hanya Rp700/Kg.
"Untuk sementara saya masih menjual TBS di lokasi dengan harga murah karena hasil sekali panen hanya sekitar tiga ton, kecuali kalau hasil produksinya besar baru menjual ke perusahaan," katanya.
Para petani mandiri di daerah ini, kata dia, menjual ke perusahaan lain di luar PT AGU yakni perusahaan kelapa sawit dalam wilayah Barito Utara berbeda dengan petani plasmanya yang wajib menjual ke perusahaan tersebut.
"Pertimbangan kami menjual ke perusahaan lain karena informasinya harga lebih baik dibanding dari PT AGU, selain itu kalau di AGU ada potongan harga dan pembayaran lambat," ujarnya.
Berita Terkait
Polda Kalteng tangkap 13 orang terkait penjarahan buah sawit di Kobar
Jumat, 3 Mei 2024 18:55 Wib
Polisi amankan 18 orang tersangka pencuri buah sawit di Kobar
Rabu, 1 Mei 2024 16:07 Wib
Pemutihan kebun sawit ilegal di Kalteng harus memperhatikan hak masyarakat
Rabu, 1 Mei 2024 15:17 Wib
Kejaksaan periksa puluhan saksi korupsi sawit Rp43,7 miliar di Aceh
Kamis, 25 April 2024 20:03 Wib
Polres Kotim ringkus tujuh tersangka penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Senin, 15 April 2024 19:56 Wib
Pemprov Kalteng optimalkan pemanfaatan DBH Sawit untuk pembangunan daerah
Senin, 1 April 2024 18:28 Wib
Bupati Kotim minta aparat tertibkan penjarahan sawit di Mentaya Hulu
Sabtu, 30 Maret 2024 5:29 Wib
Mediasi sengketa sawit, Bupati Kotim minta jangan ada tindakan anarkis
Rabu, 27 Maret 2024 5:23 Wib