Kebakaran lahan kembali marak, ini harapan Bupati Kotim kepada polisi

id Kebakaran lahan kembali marak, ini harapan Bupati Kotim kepada polisi,Karhurla,Supian Hadi,Sampit

Kebakaran lahan kembali marak, ini harapan Bupati Kotim kepada polisi

Petugas gabungan memadamkan kebakaran lahan gambut di Sampit. Kebakaran lahan kembali marak dan mulai menimbulkan kabut asap. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalteng, didorong menyelidiki kebakaran lahan yang makin marak terjadi agar pelakunya mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga menimbulkan efek jera.

"Saya inginnya, lahan yang terbakar itu dipasang garis polisi dan diproses pidana. Kalau ada aturannya, saya berharap supaya lahan yang terbakar itu juga tidak boleh digarap selama setahun sehingga memberi efek jera dan diharapkan efektif," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Jumat.

Supian mengakui saat ini kebakaran lahan kembali marak. Bahkan sejak dini hari hingga pagi tadi, Supian mengaku turut merasakan asap kebakaran lahan mulai menyelimuti Sampit.

Saat ini kebakaran lahan banyak terjadi di kawasan Selatan, khususnya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Selain itu, juga terjadi kebakaran lahan di beberapa titik di kota Sampit.

Menurutnya, saat ini terjadi perubahan lokasi dominan kebakaran lahan yakni di kawasan Selatan, padahal di kawasan itu tidak banyak hutan belantara. Kondisi ini berbeda dengan fenomena kebakaran lahan yang terjadi beberapa tahun lalu yang didominasi kawasan Utara karena di kawasan itu banyak hutan dan lahan kosong.

Dia mengapresiasi masyarakat di kawasan Utara atau wilayah hulu yang saat ini bisa mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kepedulian itu diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Selatan dalam membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Supian mengimbau masyarakat tidak membakar lahan karena sangat rawan meluas dan menimbulkan kabut asap yang merugikan secara luas. Polisi pasti akan bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran lahan.

"Malam tadi sekitar pukul 12.00 WIB sudah mulai terasa asap. Intinya, tidak akan terbakar kalau tidak dibakar. Bisa saja dibakarnya di lahan orang lain, kemudian lahan mereka ikut terbakar. Ini sangat merugikan kita semua," ujar Supian.

Untuk memaksimalkan pemadaman kebakaran lahan, Supian meminta pemerintah menyiagakan satu helikopter di Bandara H Asan Sampit sehingga bisa dengan mudah digerakkan melakukan pengeboman air untuk memadamkan kebakaran lahan melalui udara.

Saat ini kebakaran lahan di kawasan Selatan umumnya terjadi di lokasi yang sulit diakses melalui darat dan jauh dari sumber air. Pemadaman melalui udara menjadi pilihan yang harus dilakukan untuk memadamkan kebakaran lahan tersebut.