Obat diduga berbahan plastik beredar di Bartim, ini yang dilakukan Dinkes

id barito timur,kabupaten barito timur,obat diduga berbahan plastik,Farsifen 400,Kepala Dinkes Bartim dr Simon Biring MPH

Obat diduga berbahan plastik beredar di Bartim, ini yang dilakukan Dinkes

Obat yang diduga berbahan plastik. (Foto warganet)

obat bermerek Farsifen 400 dengan kandungan ibuprofen itu tidak masuk dalam daftar rekomendasi E-Katalog, sehingga pembeliannya wajin menggunakan resep dokter
Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur berkoordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan membentuk tim untuk menindaklanjuti informasi beredarnya obat bermerek Farsifen 400 yang diduga berbahan plastik.

Tim yang dibentuk pun langsung ditugaskan mengecek ke lapangan untuk memastikan apakah obat tersebut telah beredar atau tidak di wilayah ini, kata Kepala Dinkes Bartim dr Simon Biring MPH saat dihubungi Antara Kalteng dari Tamiang Layang, kemarin.

"Untuk pengecekan dimulai dari internal Dinkes hingga pelayanan seluruh Puskesmas di seluruh Kabupaten Bartim. Tapi hasil dari pengecekan, untuk sementara obat itu tidak ada beredar di Bartim," beber dia.

Selain hasil temuan itu, BPOM di wilayah setempat pun belum ada mengirimkan surat kepada Dinkes Bartim untuk menarik obat yang diduga berbahan plastik tersebut.

Simon mengakui bahwa obat bermerek Farsifen 400 dengan kandungan ibuprofen itu tidak masuk dalam daftar rekomendasi E-Katalog, sehingga pembeliannya wajib menggunakan resep dokter.

"Kalau ada masalah, pasti BPOM sudah berkirim surat ke kami untuk menarik produk tersebut. Saya sudah konfirmasi langsung ke Kasi Farmasi BPOM," kata Simon.

Sebelumnya, salah seorang warga Tamiang Layang, Kabupaten Bartim, Gusti Robby mengaku ada membeli obat penurun panas merek Farsifen 400. Rencananya obat berbentuk tablet tersebut akan dimakan dengan cara dipuyer, namun keras sekali dan ketika dipecahkan terlihat seperti ada serpihan plastik.

"Melihat adanya serpihan plastik di obat tersebut, saya coba membakar, ternyata terbakar. Saya lupa belinya di apotik apa. Yang pasti di toko obat di Ampah, Kecamatan Dusun Tengah," kata Robby.

Adanya temuan dugaan berbahan plastik tersebut membuat sejumlah warga di Kabupaten Bartim resah. Sebab, foto-foto obat yang terbakar saat dibakar banyak beredar di media sosial facebook.

Salah seorang warga Tamiang Layang, Bulah alias abah Puput (35) mengatakan sudah sempat membeli obat merk Farsifen 400 harga per keping Rp4 ribu. Namun karena adanya informasi bahwa obat tersebut diduga berbahan plastik, membuat dirinya resah untuk menggunakannya.

"Beli obat itu di salah satu apotik yang ada di Tamiang Layang. Harga per keping Rp4 ribu. Tapi tidak saya makan karena kabar tersebut. Saya berharap agar jenis obat tersebut diberikan kejelasan agar tidak memberikan keresahan," kata Bulah.