Telaah---Banyak desa belum tersalurkan listrik di kabupaten penghasil sumber energi

id Barito Utara,Kabupaten Barut,Listrik,Desa Tanpa Listrik,Bupati Barut

Telaah---Banyak desa belum tersalurkan listrik di kabupaten penghasil sumber energi

Petugas PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Muara Teweh sedang melakukan uji coba jaringan listrik PLTD Unit Kandui Kecamatan Gunung Timang untuk jalur Desa Jaman sampai Tongkat. (Istimewa)

...miris dan sedih karena puluhan desa tidak merasakan terangnya listrik.
Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengupayakan seluruh desa di daerah setempat diterangi listrik PT PLN yang kini terkoneksi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Bangkanai dari wilayah Kalteng sampai Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Namun, dalam operasional Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 155 megawatt sejak Februari 2017 dengan pengelolaan gas oleh kontraktor tambang gas, Ophir Energy Indonesia, di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara itu, tidak semua masyarakat setempat menikmati penerangan listrik.

Cukup ironis, kabupaten penghasil atau penyuplai listrik PLTMG tersebut ke tiga provinsi di Kalimantan, namun sejumlah desa di ring satu, yakni sekitar sumur gas dan desa lainnya, belum menikmati listrik. Selama ini, mereka hanya menggunakan listrik desa secara mandiri. Itu pun hanya menyala malam hari dalam beberapa jam.

Padahal, seharusnya desa-desa di sekitar PLTMG di pedalaman Sungai Lahei (anak Sungai Barito), di antaranya Desa Haragandang, Karendan, Muara Pari, Rahaden, Muara Inu, Juju Baru, dan Bengahon di Kecamatan Lahei menjadi prioritas untuk mendapatkan penerangan listrik seperti di wilayah kota yang menyala 24 jam.

Belum dibangunnya fasilitas listrik menuju sejumlah desa tersebut karena minimnya infrastruktur jalan untuk mengangkut material listrik oleh PLN. Salah satu syarat pembangunan jaringan listrik desa adalah jalan.

Pemerintah Kabupaten Barito Utara melalui bupati setempat, Nadalsyah, terus berupaya meminta pihak PLN di daerah, PLN Wilayah Kalsel dan Kalteng serta pusat, untuk pemasangan jaringan listrik di desa setempat.

Bupati Barito Utara Nadalsyah merasa malu karena 30 di antara 93 desa tersebar di beberapa kecamatan, termasuk desa ring satu, masyarakatnya belum merasakan terangnya listrik dari PLN.

Dia memang merasa bangga kabupatennya sebagai penghasil gas terbesar di Kalteng dan sebagai sumber listrik yang menerangi tiga provinsi di Kalimantan. Namun, ia juga merasa miris dan sedih karena puluhan desa tidak merasakan terangnya listrik.

Oleh karena itu, pemerintah daerah telah mengusulkan koneksi jaringan listrik PT PLN melalui unit listrik desa (ULD) atau Program Listrik Desa yang selama ini menggunakan genset atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan jaringan sekitarnya agar terkoneksi dengan PLTMG.

Usulan untuk koneksi dengan PLTMG, yakni ULD Kandui Kecamatan Gunung Timang, ULD Kelurahan Montallat dan Kelurahan Tumpung Laung, Kecamatan Montallat, ULD Sabuh Kecamatan Teweh Baru, ULD Benangin Kecamatan Teweh Timur, dan ULD Luwe Hulu Kecamatan Lahei Barat.

Harapannya, sembilan kecamatan bisa teraliri listrik, baik yang sudah terkoneksi PLTMG, seperti Kecamatan Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, dan Lahei, maupun yang masih menggunakan PLTD dari PLN, yaitu Kecamatan Montallat dan Teweh Timur.

Kecamatan Gunung Timang yang kini masih memakai PLTD, pada 2018 ini juga akan terkoneksi dengan PLTMG, sementara listrik di Kecamatan Gunung Purei yang merupakan kecamatan paling pedalaman Barito Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kaltim pada 2019 akan dipasang listrik PLTD.

Untuk memenuhi keinginan PLN yang meminta dibuka sarana jalan dan jembatan maka tidak tanggung-tanggung, bupati mengajak pihak swasta tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten setempat, untuk membuat jalan, terutama di wilayah Kecamatan Lahei agar akses mengangkut bahan untuk mendirikan tiang listrik oleh PLN cepat terlaksana.

Kendala lain yang sempat dihadapi pihak PLN yang berupaya mengoneksi listrik PLTMG menuju sejumlah desa di Kecamatan Gunung Timang, yakni tuntutan ganti rugi oleh masyarakat terkait pemasangan tiang listrik yang melewati tanah mereka.

Ganti rugi yang dituntut sejumlah oknum warga tersebut sering tidak masuk akal karena nilainya mencarai ratusan juta. Padahal, tiang listrik jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) hanya melintasi atau berada di tanah warga dan tidak menganggu serta mengurangi tanah masyarakat.

Akibat tuntutan ganti rugi ini semestinya paling lambat akhir pada 2017 listrik desa dengan terkoneksi PLTMG itu sudah nyala dan desa terang benderang, serta ditargetkan akhir tahun ini sudah beroperasi.

Namun, pemerintah daerah dan PLN tidak mau putus asa dalam menghadapi kendala itu. Upaya pemkab dengan melibatkan pihak kecamatan setempat, kini mulai membuahkan hasil. Sejumlah tiang listrik sudah terpasang untuk menuju desa di pedalaman Kecamatan Gunung Timang.

Diperkirakan dalam waktu dekat listrik menuju desa di Kecamatan Gunung Timang lainnya, seperti Desa Jaman, Pelari, Sangkorang, Siwau, dan Tongka mulai normal, menyala 24 jam. Uji coba listrik sudah dilakukan.

Selain mengusulkan listrik terkoneksi PLTMG, pemerintah daerah setempat juga mengusulkan kepada PT PLN terkait dengan pemberian jalur khusus sistem interkoneksi PLTMG.

Permintaan jalur listrik dengan sistem interkoneksi tersendiri untuk antisipasi gangguan hingga listrik padam supaya tidak mengganggu layanan listrik di Barito Utara

Permintaan jalur khusus interkoneksi ini cukup beralasan karena Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara merupakan penghasil gas untuk bahan baku kebutuhan PLTMG Bangkanai.

Usulan itu, karena listrik di Barito Utara sering padam tanpa terjadwal akibat gangguan interkoneksi atau krisis beban sehingga dilakukan pemadaman oleh PT PLN Areal Pengaturan Distribusi (APD) Banjarbaru, Kalsel.

Diharapkan PLN bisa membagi jalur khusus interkoneksi itu. Meskipun daerah lain terjadi gangguan, listrik Barito Utara tetap tak terganggu.

Saat ini, kebutuhan listrik di Barito Utara telah surplus sehingga masyarakat bisa seoptimal mungkin memanfaatkan listrik dengan daya besar, sedangkan PLN membuka pemasangan baru dan penambah daya bagi warga. Hal demikian, tidak seperti dahulu yang defisit daya.

Melihat betapa besarnya potensi listrik daerah setempat, maka beberapa tahun ke depan Muara Teweh dan wilayah Barito Utara, serta sejumlah desa, terutama ring satu, akan menjadi "Kota Bontang-nya" Kalteng, sebagai daerah produsen gas.