Jane Shalimar ceritakan kronologi penangkapan Vanessa Angel
Jakarta (Antaranews Kalteng) - Artis Vanessa Angel menceritakan kronologi penangkapan dirinya oleh pihak kepolisian terkait kasus dugaan prostitusi daring yang terjadi di Surabaya pada Sabtu (5/1).
Perempuan 27 tahun itu menuturkan kronologi tersebut kepada sahabatnya yang juga seorang artis, Jane Shalimar.
Jane yang hadir dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Kalibata, Jakarta, Senin, mengatakan tidak mudah bagi dirinya untuk bisa memperoleh keterangan dari teman dekatnya itu, hingga akhirnya Vanessa bersedia untuk menceritakan apa yang dia alami.
"Saat itu kondisinya sangat terpukul, down. Saya coba ajak ngobrol sedikit demi sedikit. Tapi saya tidak terlalu mau banyak bertanya tentang apa yang terjadi," ucap Jane mengawali cerita.
Jane mengatakan awalnya Vanessa pergi ke Surabaya untuk menjalani pekerjaan sebagai MC atau pembawa acara untuk acara internal sebuah perusahaan.
Tawaran pekerjaan itu dia peroleh dari temannya yang bernama Siska. Vanessa mengatakan dirinya telah berkawan dengan Siska sekitar setahun terakhir.
Menurut cerita Vanesa kepada Jane, tawaran itu datang secara mendadak, tanpa adanya kesepakatan mengenai nilai kontrak dan lain sebagainya. Vanesa menerima tawaran tersebut atas dasar pertemanan.
"Vanessa itu gampang percaya sama orang. Dia enggak mau berpikiran jelek sama orang. (Siska mengatakan) karena ini dadakan, nanti saya temuin kamu ke pengusaha yang buat acara ini. Kamu negosiasi sendiri deh sama dia. Kamu ngobrol aja konsep acaranya apa, fee-nya berapa. Ini penjelasan Vanessa yang dijelasin ke saya," ujar Jane.
Jane mengatakan Vanessa kemudian mengambil tawaran pekerjaan itu dan berangkat ke Surabaya pada Sabtu menggunakan pesawat pagi. Dia ke Surabaya ditemani oleh asistennya.
Sesampainya di Surabaya, kata Jane, Vanessa tidak langsung menuju ke kamar hotel yang telah dipesan, sebab proses check-in baru dapat dilakukan pada pukul 14.00 WIB. Untuk menunggu waktu, Siska menawarkan Vanessa untuk beristirahat di kamarnya.
Saat Vanessa sedang berada di kamar Siska, peristiwa penggerebekan pun terjadi. "Begitu asistennya pergi mencari makan, kemudian terjadilah penggerebekan itu," kata Jane.
Vanessa menegaskan kepada Jane bahwa pada saat penggerebekan itu terjadi, dirinya sedang duduk dan mengenakan busana. "Saya pakai baju, saya duduk, saya berani sumpah," ucap Jane menirukan pernyataan Vanessa.
Terkait ada tidaknya sosok pria dalam kamar tersebut, Jane mengaku tidak menanyakan hal itu kepada Vanessa.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama pengacara Vanessa, Muhammad Zakir Rasyidin meyakini bahwa kliennya telah dijebak.
"Klien saya murni di jebak. Oleh siapa? Patut diduga orang itu adalah yang mengundang klien saya," ucap Zakir.
Sosok Siska yang juga ditangkap bersama Vanessa, saat ini statusnya telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan sebagai mucikari.
Zakir mengatakan meskipun Siska diduga mucikari, hal itu tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa kliennya terlibat dalam praktik prostitusi daring. Sebab, kata dia, selain Vanessa masih terdapat satu orang lainnya yang juga diduga terlibat, yakni model majalah pria dewasa, Avriellya Shaqqila.
"Soal adanya mucikari jadi tersangka, penetapannya dia itu apa karena Vanessa jadi korban dari mucikari atau karena yang satu lagi (Avriellya). Klarifikasi dari mereka (pihak kepolisian) kan belum ada. Yang ditangkap dua orang," ujar Zakir.
Perempuan 27 tahun itu menuturkan kronologi tersebut kepada sahabatnya yang juga seorang artis, Jane Shalimar.
Jane yang hadir dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Kalibata, Jakarta, Senin, mengatakan tidak mudah bagi dirinya untuk bisa memperoleh keterangan dari teman dekatnya itu, hingga akhirnya Vanessa bersedia untuk menceritakan apa yang dia alami.
"Saat itu kondisinya sangat terpukul, down. Saya coba ajak ngobrol sedikit demi sedikit. Tapi saya tidak terlalu mau banyak bertanya tentang apa yang terjadi," ucap Jane mengawali cerita.
Jane mengatakan awalnya Vanessa pergi ke Surabaya untuk menjalani pekerjaan sebagai MC atau pembawa acara untuk acara internal sebuah perusahaan.
Tawaran pekerjaan itu dia peroleh dari temannya yang bernama Siska. Vanessa mengatakan dirinya telah berkawan dengan Siska sekitar setahun terakhir.
Menurut cerita Vanesa kepada Jane, tawaran itu datang secara mendadak, tanpa adanya kesepakatan mengenai nilai kontrak dan lain sebagainya. Vanesa menerima tawaran tersebut atas dasar pertemanan.
"Vanessa itu gampang percaya sama orang. Dia enggak mau berpikiran jelek sama orang. (Siska mengatakan) karena ini dadakan, nanti saya temuin kamu ke pengusaha yang buat acara ini. Kamu negosiasi sendiri deh sama dia. Kamu ngobrol aja konsep acaranya apa, fee-nya berapa. Ini penjelasan Vanessa yang dijelasin ke saya," ujar Jane.
Jane mengatakan Vanessa kemudian mengambil tawaran pekerjaan itu dan berangkat ke Surabaya pada Sabtu menggunakan pesawat pagi. Dia ke Surabaya ditemani oleh asistennya.
Sesampainya di Surabaya, kata Jane, Vanessa tidak langsung menuju ke kamar hotel yang telah dipesan, sebab proses check-in baru dapat dilakukan pada pukul 14.00 WIB. Untuk menunggu waktu, Siska menawarkan Vanessa untuk beristirahat di kamarnya.
Saat Vanessa sedang berada di kamar Siska, peristiwa penggerebekan pun terjadi. "Begitu asistennya pergi mencari makan, kemudian terjadilah penggerebekan itu," kata Jane.
Vanessa menegaskan kepada Jane bahwa pada saat penggerebekan itu terjadi, dirinya sedang duduk dan mengenakan busana. "Saya pakai baju, saya duduk, saya berani sumpah," ucap Jane menirukan pernyataan Vanessa.
Terkait ada tidaknya sosok pria dalam kamar tersebut, Jane mengaku tidak menanyakan hal itu kepada Vanessa.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama pengacara Vanessa, Muhammad Zakir Rasyidin meyakini bahwa kliennya telah dijebak.
"Klien saya murni di jebak. Oleh siapa? Patut diduga orang itu adalah yang mengundang klien saya," ucap Zakir.
Sosok Siska yang juga ditangkap bersama Vanessa, saat ini statusnya telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan sebagai mucikari.
Zakir mengatakan meskipun Siska diduga mucikari, hal itu tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa kliennya terlibat dalam praktik prostitusi daring. Sebab, kata dia, selain Vanessa masih terdapat satu orang lainnya yang juga diduga terlibat, yakni model majalah pria dewasa, Avriellya Shaqqila.
"Soal adanya mucikari jadi tersangka, penetapannya dia itu apa karena Vanessa jadi korban dari mucikari atau karena yang satu lagi (Avriellya). Klarifikasi dari mereka (pihak kepolisian) kan belum ada. Yang ditangkap dua orang," ujar Zakir.