Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Lahan seluas 200 hektare telah disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk budidaya tanaman bawang merah pada tahun 2019 ini, yaitu dengan menggunakan bibit berupa umbi dan biji.
"Salah satu alasan utama pengembangan bawang merah, yakni sebagai upaya menekan inflasi di Kalteng," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kalteng Dewi Erowati di Palangka Raya, Senin.
Selama ini bawang merah turut berkontribusi terhadap fluktuasi inflasi di daerah. Pada hari- hari tertentu harga bawang merah sering mengalami lonjakan khususnya menjelang hari- hari besar keagamaan.
Pengembangan lahan ini menggunakan dana pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019. Dari sebanyak 14 kabupaten/kota di Kalteng hanya 10 daerah saja yang menerima bantuan.
Kabupaten/kota penerima bantuan ini meliputi, Kapuas, Barito Utara, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Gunung Mas, Pulang Pisau, Murung Raya, Barito Timur, Seruyan dan Palangka Raya.
Sementara kabupaten lainnya yang tidak menerima bantuan dari dana APBN, akan dibantu pemerintah provinsi menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Hanya saja bibit yang disalurkan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki.
"Penentuan daerah yang menerima bantuan yang bersumber dari dana APBN, melalui sejumlah pertimbangan dan dilakukan langsung oleh pemerintah pusat," ungkapnya kepada Antara Kalteng.
Pengembangan bawang merah dilakukan sejak 2015 lalu dan berjalan cukup baik di Kalteng. Dalam satu hektare lahan, diperkirakan akan ada sekitar 600-700 bibit yang diberikan kepada calon petani.
Dewi menyebut, waktu penyaluran bantuan bibit belum bisa dipastikan, sebab masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui. Salah satunya adalah rapat lanjutan bersama pemerintah pusat yang akan digelar dalam waktu dekat.
Sementara itu pengembangan bawang merah oleh sejumlah petani di Kalteng masih alami kegagalan, namun jumlahnya cukup sedikit jika dibandingkan petani yang berhasil.
"Kalau dipresentasekan, perbandingannya yaitu 75:25 persen. Petani yang berhasil masih mendominasi daripada petani yang alami kegagalan," papar Dewi.
Masih adanya petani yang gagal membudidayakan bawang merah, disebabkan sejumlah faktor, seperti cara penanaman dan kondisi tanah yang belum sesuai. Pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota secara bertahap melakukan kajian dan berupaya menyelesaikannya.
Tekan inflasi, Pemprov Kalteng sediakan 200 hektare lahan kembangkan bawang merah
...alasan utama pengembangan bawang merah, yakni sebagai upaya menekan inflasi di Kalteng