Empat remaja wakili Barito Utara audisi GBN Kalteng 2019
Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Empat pemuda-pemudi di Kabupaten Barito Utara mewakili kabupaten setempat pada audisi Gita Bahana Nusantara tingkat Kalimantan Tengah yang dijadwalkan pada April 2019 di Palangka Raya.
"Keempat orang ini merupakan pemenang audisi tingkat Kabupaten Barito Utara yang dengan peserta 56 orang yang digelar Sabtu (9/2)," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara, H Arbaidi di Muara Teweh, Minggu.
Empat orang para juara pertama itu antara lain Juara 1 Sopran diraih Nefha Kristilla (siswi SMAN 1 Muara Teweh),juara 1 Tenor Kristian Nakalelu (siswi SMAN 1 Muara Teweh), juara Alto Joie Venesicca (siswi SMAN 1 Muara Teweh) dan juara 1 Bass Rasyid Siddiq (siswa MAN Muara Teweh.
Dalam seleksi tingkat Provinsi Kalteng ini, kata dia, Kabupaten Barito Utara hampir setiap tahun maju ke tingkat nasional sebagai peserta paduan suara GBN di Istana Negara pada setiap perayaan HUT Kemerdekaan pada 17 Agustus.
"Kita harapkan tahun ini Barito Utara bisa kembali tingkat nasional lagi, untuk mempersiapkan audisi tingkat Kalteng ini kami membuka pelatihan vokal dan notasi gratis setiap hari Sabtu dan Minggu sebagai keseriusan dalam pengembangan kesenian khususnya vokal," kata Arbaidi didampingi seorang anggota tim penilai Puspo Pristiwantoro.
Pihaknya memberikan apresiasi dengan keberhasilan ini dan merupakan prestasi luar biasa serta membanggakan untuk Kabupaten Barito Utara dan Kalteng pada umumnya.
Selain tampil di paduan suara bersama 34 Provinsi di Tanah Air lainnya juga akan tampil sebagai aubade di Istana Negara pada Hari Kemerdekaan RI, kemudian di DPR-MPR RI, di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta audinse dengan Presiden RI dan jajarannya.
"Kami tetap berharap tahun ini akan ada perwakilan Barito Utara yang bisa mewakili Kalteng di GBN di Istana Negara lagi," ujar Arbaidi.
Barito Utara pernah mendapatkan juara GBN sampai ke tingkat nasional dan tampil di Istana Merdeka sudah 12 Orang antara lain Puspo Pristiwantoro (2007), Veronica Penilaba (2009), Muhammad Erfani (2013), Hana Aulia dan Nur Afni Munawaroh (2015), Hairul Anwar, Yosefina JT dan Yoaneva Aisha (2016), Ria Debora Situmeang dan Zola Rifano (2017) serta pada 2018 Arief Ali Rachman dan Keriyati.
"Keempat orang ini merupakan pemenang audisi tingkat Kabupaten Barito Utara yang dengan peserta 56 orang yang digelar Sabtu (9/2)," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara, H Arbaidi di Muara Teweh, Minggu.
Empat orang para juara pertama itu antara lain Juara 1 Sopran diraih Nefha Kristilla (siswi SMAN 1 Muara Teweh),juara 1 Tenor Kristian Nakalelu (siswi SMAN 1 Muara Teweh), juara Alto Joie Venesicca (siswi SMAN 1 Muara Teweh) dan juara 1 Bass Rasyid Siddiq (siswa MAN Muara Teweh.
Dalam seleksi tingkat Provinsi Kalteng ini, kata dia, Kabupaten Barito Utara hampir setiap tahun maju ke tingkat nasional sebagai peserta paduan suara GBN di Istana Negara pada setiap perayaan HUT Kemerdekaan pada 17 Agustus.
"Kita harapkan tahun ini Barito Utara bisa kembali tingkat nasional lagi, untuk mempersiapkan audisi tingkat Kalteng ini kami membuka pelatihan vokal dan notasi gratis setiap hari Sabtu dan Minggu sebagai keseriusan dalam pengembangan kesenian khususnya vokal," kata Arbaidi didampingi seorang anggota tim penilai Puspo Pristiwantoro.
Pihaknya memberikan apresiasi dengan keberhasilan ini dan merupakan prestasi luar biasa serta membanggakan untuk Kabupaten Barito Utara dan Kalteng pada umumnya.
Selain tampil di paduan suara bersama 34 Provinsi di Tanah Air lainnya juga akan tampil sebagai aubade di Istana Negara pada Hari Kemerdekaan RI, kemudian di DPR-MPR RI, di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta audinse dengan Presiden RI dan jajarannya.
"Kami tetap berharap tahun ini akan ada perwakilan Barito Utara yang bisa mewakili Kalteng di GBN di Istana Negara lagi," ujar Arbaidi.
Barito Utara pernah mendapatkan juara GBN sampai ke tingkat nasional dan tampil di Istana Merdeka sudah 12 Orang antara lain Puspo Pristiwantoro (2007), Veronica Penilaba (2009), Muhammad Erfani (2013), Hana Aulia dan Nur Afni Munawaroh (2015), Hairul Anwar, Yosefina JT dan Yoaneva Aisha (2016), Ria Debora Situmeang dan Zola Rifano (2017) serta pada 2018 Arief Ali Rachman dan Keriyati.