Waspada, curah hujan di Kotim sudah di atas normal

id Waspada, curah hujan di Kotim sudah di atas normal,BMKG,Sampit,Banjir,Nur Setiawan

Waspada, curah hujan di Kotim sudah di atas normal

Air di drainase di sisi Jalan Achmad Yani cukup tinggi akibat hujan deras yang melanda Sampit sejak siang hingga sore Jumat (1/3/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, khususnya yang tinggal di bantaran sungai dan dataran rendah, diimbau mewaspadai terjadinya banjir karena saat ini curah hujan cukup tinggi.

"Curah hujan selama Februari sebesar 461,9 milimeter. Sudah di atas normal. Rinciannya, tanggal 1 sampai 10 Februari sebanyak 230,1 milimeter, 11 hingga 20 Februari 124,4 milimeter dan 21 sampai 28 Februari 107,4 milimeter," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun H Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Jumat.

Pantauan sepekan terakhir, hujan deras beberapa kali mengguyur Kota Sampit dan sekitarnya. Seperti Jumat siang hingga sore, hujan sangat deras kembali mengguyur kota yang terletak di pinggir Sungai Mentaya itu.

Hujan deras membuat air di drainase naik tinggi. Meski tidak sampai meluber ke badan jalan, namun kondisi itu menjadi perhatian masyarakat karena khawatir hujan bertambah deras bisa menyebabkan air meluber ke badan jalan.

Masyarakat diminta mewaspadai potensi peningkatan curah hujan. Dampak umum yang bisa ditimbulkannya adalah terjadinya banjir akibat sungai meluap dan merendam kawasan dataran rendah.

"Puncak musim hujan diperkirakan bulan April. Kami mengimbau masyarakat waspada hingga April terhadap potensi hujan tinggi," kata Nur Setiawan.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur terus memantau kondisi, khususnya di wilayah-wilayah yang sering dilanda banjir. Kawasan yang menjadi "langganan" banjir umumnya berada di wilayah Utara seperti Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai, Cempaga Hulu, Cempaga hingga Kotabesi.

Banjir juga kerap terjadi di kawasan pusat Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, meski tidak terlalu lama. Banjir tersebut akibat hujan deras berlangsung lama bersamaan air sungai sedang pasang, sedangkan drainase tidak berfungsi optimal mengalirkan air sehingga air meluber ke badan jalan dan permukiman.

Untuk mengatasi itu, saat ini pemerintah daerah sedang merehabilitasi drainase di sepanjang Jalan Achmad Yani dan MT Haryono. Pembenahan dilakukan dengan memasang drainase terbuat dari cor beton dengan ukuran lebih lebar dan tinggi dibanding sebelumnya dengan harapan lebih mudah mengalirkan air dalam waktu cepat.

Drainase bongkar pasang tersebut juga mudah untuk dibersihkan sehingga diharapkan tidak mudah tersumbat oleh sampah dan lumpur. Ukurannya yang lebar juga memudahkan petugas untuk melakukan pembersihan secara rutin dalam waktu cepat.