Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi baru oleh tim peneliti dari University of Glasgow, Inggris dan Gladstone Institutes, San Francisco mengungkapkan diet tinggi lemak jenuh bisa membuat depresi lebih mungkin terjadi.
Untuk sampai pada temuan itu, seperti dilansir Indian Express, Rabu (15/5), tim peneliti yang dipimpin Prof George Baillie, dari University of Glasgow melakukan studi pendahuluan. Mereka memberi makanan tinggi lemak --60 persen lemak jenuh dan sisanya tak jenuh-- pada tikus.
Asam palmitat lalu masuk ke daerah hipotalamus otak tikus. Tingginya asupan asam ini berhubungan mengubah jalur pensinyalan yang disebut cAMP / PKA, yang berhubungan dengan depresi.
Jalur ini juga terlibat dalam banyak proses metabolisme, termasuk pensinyalan dopamin, yang pada gilirannya berkontribusi pada pengaturan emosi.
Menurut Baillie, asam lemak bisa secara langsung memodulasi jalur pensinyalan yang bertanggung jawab untuk perkembangan depresi.
Temuan ini menunjukkan masuknya asam lemak jenuh karena konsumsi diet tinggi lemak dapat mengubah pensinyalan dan mengembangkan fenotip depresi.
Berita Terkait
Dokter ingatkan sedot lemak bukan cara instan turunkan berat badan
Rabu, 31 Juli 2024 17:49 Wib
Bakar lemak saat musim panas dengan lima latihan berikut
Senin, 22 April 2024 17:49 Wib
Makanan bersantan sebaiknya tidak dipanaskan berulang
Minggu, 7 April 2024 14:31 Wib
Awas! Memiliki lemak perut di usia paruh baya berisiko Alzheimer
Minggu, 3 Desember 2023 10:04 Wib
Usai operasi sedot lemak, influencer Brasil 29 tahun meninggal
Sabtu, 11 November 2023 15:31 Wib
Pentingnya asupan lemak untuk perkembangan otak anak
Minggu, 23 Juli 2023 18:36 Wib
Benarkah udara dingin pagi hari membantu pembakaran lemak?
Senin, 22 Mei 2023 11:14 Wib
Dokter gizi : Batasi konsumsi kuah bersantan saat Lebaran
Jumat, 21 April 2023 17:00 Wib