Satgas Karhutla Kotim bagikan 4.000 masker cegah peningkatan ISPA

id Satgas Karhutla Kotim bagikan 4.000 masker cegah peningkatan ISPA,Kebakaran lahan,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

Satgas Karhutla Kotim bagikan 4.000 masker cegah peningkatan ISPA

Warga Sampit memakai masker yang dibagikan Satgas Penanggulangan Karhutla, Rabu (31/7/2019). (Foto Istimewa)

Sampit (ANTARA) - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai membagikan masker kepada masyarakat untuk mencegah peningkatan penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Untuk tahap awal ini masker yang kami bagikan sebanyak 4.000 masker. Kami sambil memantau indeks pencemaran udara, kalau memburuk maka masker akan dibagikan lebih banyak lagi," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Agus Mulyadi di Sampit, Rabu.

Pembagian masker dilaksanakan di simpang empat Jalan HM Arsyad-Pelita. Pengendara yang melintas di kawasan itu antusias mendapatkan masker gratis dan langsung memasangnya.

Beberapa hari terakhir, asap tipis mulai menyaput Sampit, khususnya pada pagi dan malam hari. Penggunaan masker diharapkan bisa menghindarkan masyarakat dari penyakit ISPA yang rawan terjadi akibat asap bercampur debu kebakaran lahan.

Pencemaran udara akibat asap kebakaran lahan membahayakan kesehatan. Penggunaan masker diharapkan dapat mencegah dan mengurangi potensi masyarakat terserang penyakit.

Kebakaran lahan masih terjadi di beberapa titik seperti ruas jalan lingkar Kota Sampit, Desa Eka Bahurui, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit. Kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan karena api terkadang muncul meski sebelumnya sudah dipadamkan.

Menurut Agus, kebakaran lahan gambut terkadang bisa terjadi hingga berminggu-minggu. Untuk itulah pemadaman harus dilakukan berulang-ulang hingga api yang membakar di dalam tanah benar-benar padam.

"Sumber air juga menjadi faktor utama yang menjadi kesulitan dalam upaya pemadaman. Untuk lokasi yang jauh, pemadaman hanya bisa mengandalkan 'water bombing' (pengeboman air) melalui udara," kata Agus.

Sementara itu, Rahmat salah seorang warga mengapresiasi pembagian masker tersebut. Setidaknya itu merupakan upaya membantu masyarakat terhindar dari penyakit akibat terhirup asap kebakaran lahan.

"Masker memang dibutuhkan untuk melindungi dari asap. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan supaya tidak sampai terjadi kabut asap," demikian Rahmat.