Kalteng berpotensi hujan selama sepekan

id kalteng hujan,palangka raya hujan,kabut asap,karhutla,bmkg,Kalteng berpotensi hujan selama sepekan

Kalteng berpotensi hujan selama sepekan

Salah satu warga berkendara saat hujan mengguyur wilayah Kota Palangka Raya, Rabu (14/8/19). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya mengatakan sepekan ke depan wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah berpotensi hujan.

"Berdasar data pengamatan, mulai hari ini hingga tujuh hari ke depan Kalteng berpotensi turun hujan mulai ringan, sedang hingga lebat," kata prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Muhammad Arif Rahman saat dikonfirmasi, Rabu.

Meski demikian, lanjut dia, potensi turunnya hujan di wilayah Kalteng itu bersifat lokal dan tidak merata. Luas lahan yang diguyur hujan pun relatif terbatas.

Pernyataan itu diungkapkan dia saat dikonfirmasi terkait turunnya hujan di Kota Palangka Raya pada Rabu (14/8) siang. Padahal sebelumnya diketahui bahwa Agustus masih puncak musim kemarau.

Dia menerangkan, hujan ini terjadi karena awan-awan hujan mulai tumbuh usai fenomena siklon tropis yang sebelumnya berada di wilayah timur dan timur laut Filipina mulai bergerak ke daerah daratan Cina.

Baca juga: Libur sekolah diperpanjang akibat kabut asap

Hal ini membuat pasokan uap air di daerah tropis termasuk di Kalimantan Tengah kembali tinggi yang menjadikan wilayah Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" berpotensi turun hujan.

Sementara itu, hujan yang mengguyur Kota Palangka Raya terbilang kategori sedang. Meski demikian hujan tersebut hanya berlangsung sebentar tidak lebih dari 15 menit.

Meski demikian, hujan yang mengguyur itu belum mampu memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang saat ini mulai berdampak pada munculnya kabut asap pekat di kota setempat.

Ronny salah satu warga di Kota Palangka Raya berharap hujan yang mulai mengguyur itu dapat berlangsung lama sehingga dapat memadamkan kebakaran lahan yang masih marak terjadi.

"Sepertinya upaya yang dilakukan petugas belum mampu memadamkan kebakaran lahan. Banyaknya petugas seolah tidak sebanding dengan luas lahan gambut yang terbakar," katanya.

Baca juga: Selama kabut asap, SMA sederajat di Kalteng alami perubahan jam belajar
Baca juga: Kualitas udara Rabu pagi tidak sehat
Baca juga: Kualitas udara ancam kesehatan warga Palangka Raya