Calo tanah mulai melirik lahan di calon ibu kota negara
Broker (calo) tanah sudah ada yang datang. Dari petinggi-petinggi tertentu juga sudah ada yang datang ke sini
Palangka Raya (ANTARA) - Sejumlah calo dan warga yang berniat berinvestasi mulai melirik untuk membeli lahan di salah satu wilayah di Kalimantan Tengah yang menjadi calon ibu kota negara.
"Broker (calo) tanah sudah ada yang datang. Dari petinggi-petinggi tertentu juga sudah ada yang datang ke sini," kata Camat Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiarto, Selasa.
Meski banyak pihak yang datang untuk menanyakan soal lahan, Sugiarto mengaku sampai saat ini belum mendengar dan mengetahui adanya transaksi jual beli tanah dalam skala besar.
"Kalau yang mencari lahan ada tapi kalau yang sampai transaksi belum terlalu mendengar. Jika pun ada itu dilakukan antara warga dalam luasan yang kecil," katanya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Gunung Mas, Salampak yang turut hadir dalam acara itu pun menginstruksikan agar pihak kecamatan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kepemilikan lahan.
Baca juga: Wilayah calon ibu kota negara bebas kabut asap
Masyarakat pun diminta tak buru-buru menjual lahan kepada oknum calo terutama yang tanahnya tidak terdampak langsung dengan wilayah yang dicanangkan sebagai calon ibu kota.
Hal tersebut untuk memastikan warga asli tetap dapat berdampingan dengan para pendatang serta memastikan tak menjadi warga pinggiran di tengah kemajuan pembangunan daerah.
"Harapan kita masyarakat tidak gegabah menjual tanah. Mana yang menjadi sumber kehidupan ekonomi jangka panjang dan sebagainya agar dapat dipertahankan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia disela kunjungan Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah ke salah satu wilayah di Kalteng yang di canangkan sebagai salah satu calon wilayah ibu kota negara tepatnya di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng.
Baca juga: Jangan lupakan aspek sosial-budaya saat pindah Ibu Kota
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah Laksamana (Purn) Dr Marsetio di lokasi yang sama menjelaskan kunjungan itu sendiri dalam rangka mendapatkan data terkait memastikan kesiapan warga terkait wacana pemindahan ibu kota negara.
"Kegiatan ini juga sebagai pemetaan dan antisipasi adanya masalah lahan di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas terkait wacana pemindahan ibu kota negara," kata Marsetyo.
Pantauan di lapangan, kondisi udara di wilayah Kecamatan Manuhing cenderung sehat. Tak nampak kabut asap ataupun aroma kebakaran hutan dan lahan. Tim Satgas Karhutla tingkat Kecamatan Manuhing pun terpantau siaga di posko di halaman kantor kecamatan setempat.
Di sisi lain, kondisi air tanah yang ditunjukkan dan diambil sampel dari puskesdes pembantu di wilayah setepat terpantau jernih dan tidak berbau. Saat ini pun Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah juga telah mengambil sampel air untuk selanjutnya dilakukan penelitian untuk melihat lebih lanjut kondisi air tanah di kawasan tersebut.
Baca juga: Perjalanan dan kisah tanda botol 'feeling' Jokowi di lokasi bakal calon ibu kota
"Broker (calo) tanah sudah ada yang datang. Dari petinggi-petinggi tertentu juga sudah ada yang datang ke sini," kata Camat Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiarto, Selasa.
Meski banyak pihak yang datang untuk menanyakan soal lahan, Sugiarto mengaku sampai saat ini belum mendengar dan mengetahui adanya transaksi jual beli tanah dalam skala besar.
"Kalau yang mencari lahan ada tapi kalau yang sampai transaksi belum terlalu mendengar. Jika pun ada itu dilakukan antara warga dalam luasan yang kecil," katanya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Gunung Mas, Salampak yang turut hadir dalam acara itu pun menginstruksikan agar pihak kecamatan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kepemilikan lahan.
Baca juga: Wilayah calon ibu kota negara bebas kabut asap
Masyarakat pun diminta tak buru-buru menjual lahan kepada oknum calo terutama yang tanahnya tidak terdampak langsung dengan wilayah yang dicanangkan sebagai calon ibu kota.
Hal tersebut untuk memastikan warga asli tetap dapat berdampingan dengan para pendatang serta memastikan tak menjadi warga pinggiran di tengah kemajuan pembangunan daerah.
"Harapan kita masyarakat tidak gegabah menjual tanah. Mana yang menjadi sumber kehidupan ekonomi jangka panjang dan sebagainya agar dapat dipertahankan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia disela kunjungan Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah ke salah satu wilayah di Kalteng yang di canangkan sebagai salah satu calon wilayah ibu kota negara tepatnya di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng.
Baca juga: Jangan lupakan aspek sosial-budaya saat pindah Ibu Kota
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah Laksamana (Purn) Dr Marsetio di lokasi yang sama menjelaskan kunjungan itu sendiri dalam rangka mendapatkan data terkait memastikan kesiapan warga terkait wacana pemindahan ibu kota negara.
"Kegiatan ini juga sebagai pemetaan dan antisipasi adanya masalah lahan di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas terkait wacana pemindahan ibu kota negara," kata Marsetyo.
Pantauan di lapangan, kondisi udara di wilayah Kecamatan Manuhing cenderung sehat. Tak nampak kabut asap ataupun aroma kebakaran hutan dan lahan. Tim Satgas Karhutla tingkat Kecamatan Manuhing pun terpantau siaga di posko di halaman kantor kecamatan setempat.
Di sisi lain, kondisi air tanah yang ditunjukkan dan diambil sampel dari puskesdes pembantu di wilayah setepat terpantau jernih dan tidak berbau. Saat ini pun Tim Percepatan Pembangunan Kalteng Berkah juga telah mengambil sampel air untuk selanjutnya dilakukan penelitian untuk melihat lebih lanjut kondisi air tanah di kawasan tersebut.
Baca juga: Perjalanan dan kisah tanda botol 'feeling' Jokowi di lokasi bakal calon ibu kota