Cegah kasus keracunan makanan di Kalteng dengan memerhatikan alur pendistribusian
Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, kasus keracunan makanan selama ini kebanyakan diakibatkan alur pendistribusian yang tidak diperhatikan dengan begitu baik.
"Alur pendistribusian makanan itu, meliputi lama waktu pengantaran makanan maupun tempat penyimpanannya, baik selama perjalanan hingga di tempat tujuan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Senin.
Biasanya sejak makanan dibuat hingga didistribusikan ke tempat tujuan, memerlukan waktu yang cukup lama dan penyimpanannya pun tidak di tempat yang semestinya. Kondisi itulah yang seringkali membuat makanan menjadi tercemar atau pun basi.
Suyuti memaparkan, kebiasaan masyarakat seringkali memesan makanan untuk suatu acara di tempat yang cukup jauh, misalnya di luar desa tempat acara dilaksanakan sehingga pengantaran makanannya pun bahkan ada yang memerlukan waktu berjam-jam lamanya.
"Masalah katering makanan inilah yang perlu menjadi perhatian bersama. Kami sudah meminta agar dinas kesehatan kabupaten dan kota mensosialisasikan hal tersebut, agar masyarakat mengubah kebiasaan memesan katering untuk acara di tempat yang tidak jauh," tuturnya.
Masyarakat harus mengetahui dan memahami, semakin jauh dan lama rentang waktu yang diperlukan untuk pendistribusian makanan, maka risiko untuk tercemar atau pun basi akan semakin meningkat. Terkadang hal itu dianggap tidak begitu penting, padahal memiliki pengaruh yang sangat besar.
Sementara untuk tata cara pembuatan makanan yang memerhatikan kebersihan lingkungan serta peralatan yang digunakan, sudah cukup baik dan dipahami oleh masyarakat. Hanya saja pihaknya akan terus menggiatkan sosialisasi mengenai hal tersebut, agar pengelolaan makanan benar-benar bisa dilakukan secara maksimal.
"Berbagai upaya terus kami lakukan, khususnya di kabupaten dan kota. Agar pengelolaan makanan bisa dilakukan dengan baik oleh masyarakat dan tidak ada lagi terjadi kasus keracunan makanan di Kalteng," jelasnya kepada ANTARA.
Kasus dugaan keracunan makanan pernah terjadi di sejumlah wilayah di Kalteng, diantaranya seperti Kabupaten Kapuas, Barito Timur, Seruyan dan beberapa daerah lainnya. Hendaknya hal itu menjadi perhatian bersama, termasuk kehati-hatian masyarakat.
"Alur pendistribusian makanan itu, meliputi lama waktu pengantaran makanan maupun tempat penyimpanannya, baik selama perjalanan hingga di tempat tujuan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Senin.
Biasanya sejak makanan dibuat hingga didistribusikan ke tempat tujuan, memerlukan waktu yang cukup lama dan penyimpanannya pun tidak di tempat yang semestinya. Kondisi itulah yang seringkali membuat makanan menjadi tercemar atau pun basi.
Suyuti memaparkan, kebiasaan masyarakat seringkali memesan makanan untuk suatu acara di tempat yang cukup jauh, misalnya di luar desa tempat acara dilaksanakan sehingga pengantaran makanannya pun bahkan ada yang memerlukan waktu berjam-jam lamanya.
"Masalah katering makanan inilah yang perlu menjadi perhatian bersama. Kami sudah meminta agar dinas kesehatan kabupaten dan kota mensosialisasikan hal tersebut, agar masyarakat mengubah kebiasaan memesan katering untuk acara di tempat yang tidak jauh," tuturnya.
Masyarakat harus mengetahui dan memahami, semakin jauh dan lama rentang waktu yang diperlukan untuk pendistribusian makanan, maka risiko untuk tercemar atau pun basi akan semakin meningkat. Terkadang hal itu dianggap tidak begitu penting, padahal memiliki pengaruh yang sangat besar.
Sementara untuk tata cara pembuatan makanan yang memerhatikan kebersihan lingkungan serta peralatan yang digunakan, sudah cukup baik dan dipahami oleh masyarakat. Hanya saja pihaknya akan terus menggiatkan sosialisasi mengenai hal tersebut, agar pengelolaan makanan benar-benar bisa dilakukan secara maksimal.
"Berbagai upaya terus kami lakukan, khususnya di kabupaten dan kota. Agar pengelolaan makanan bisa dilakukan dengan baik oleh masyarakat dan tidak ada lagi terjadi kasus keracunan makanan di Kalteng," jelasnya kepada ANTARA.
Kasus dugaan keracunan makanan pernah terjadi di sejumlah wilayah di Kalteng, diantaranya seperti Kabupaten Kapuas, Barito Timur, Seruyan dan beberapa daerah lainnya. Hendaknya hal itu menjadi perhatian bersama, termasuk kehati-hatian masyarakat.