DPRD Kotim desak pemkab tangani krisis air bersih

id DPRD Kotim desak pemkab tangani krisis air bersih,Kemarau,Payau,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

DPRD Kotim desak pemkab tangani krisis air bersih

Untuk membantu mengatasi krisis air bersih di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Disperkim setempat turut mendistribusikan air bersih untuk warga. ANTARA/HO-warga

Sampit (ANTARA) - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Badriansyah mendesak pemerintah kabupaten setempat untuk segera menangani krisis air bersih di empat kecamatan di daerah itu.

"Ada 37 desa/kelurahan di empat kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur yang saat ini sedang dilanda krisis air bersih, yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut dan Teluk Sampit," katanya di Sampit, Kamis.

Puluhan desa yang tersebar di empat kecamatan tersebut sudah dua bulan terakhir mengalami krisis air bersih, tepatnya sejak musim kemarau yang terjadi di daerah tersebut.

Keempat kecamatan tersebut menjadi langganan krisis air bersih karena berada di wilayah pesisir atau letaknya tidak jauh dari laut, sehingga saat musim kemarau seperti sekarang, air sungai yang menjadi sumber air bersih berubah rasa menjadi payau dan sebagian air menjadi asin karena tercampur dengan air laut.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat mengharapkan pasokan dari wilayah Kota Sampit yang jaraknya berkisar antara 45 hingga 80 kilometer dengan jarak tempuh melalui jalan darat sekitar satu hingga dua jam perjalanan.

"Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, untuk itu kami harap pemerintah kabupaten dapat dengan segera mengatasi permasalahan ini karena krisis air bersih terjadi setiap tahun, ketika musim kemarau," ucapnya.

Badriansyah mengatakan, DPRD sudah lama mengingatkan agar permasalahan krisis air bersih di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur diantisipasi sejak jauh-jauh hari, namun hal itu tidak diindahkan oleh pihak pemerintah kabupaten.

Sementara itu, Wahyudi salah seorang warga Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit mengaku kesulitan mendapatkan air bersih yang layak konsumsi, akibat air sungai saat ini asin karena tercampur dengan air laut.

"Sudah sepekan lebih air sungai baik itu Sungai Mentaya maupun anak Sungai Mentaya, terasa asin. Untuk memenuhi air bersih layak konsumsi kami membeli air galon isi ulang," terangnya. 

Wahyudi mengatakan, selain asin, air sungai yang sering digunakan untuk mandi dan mencuci juga berubah menjadi keruh sehingga tidak bisa digunakan. 

"Kalau sebelumnya hanya payau saja, sedangkan saat ini sudah asin, sehingga air sungai yang ada di desa kami tidak bisa digunakan lagi," kata Wahyudi.

Wahyudi juga berharap agar pemerintah kabupaten memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat karena jika harus terus membeli tentunya akan menjadi beban masyarakat.

Selain air sungai, air yang diproduksi oleh perusahaan air minum daerah PDAM yang ada di wilayah itu saat ini tidak dapat dikonsumsi karena airnya juga payau.