DPRD minta Kotim siagakan puskesmas 24 jam tangani korban terpapar asap

id Dprd kotim, kotim, kotawaringin timur, sampit, rimbun, kabut asap, karhutla, kebakaran hutan, kebakaran lahan, puskesmas, rumah sakit, layanan kesehat

DPRD minta Kotim siagakan puskesmas 24 jam tangani korban terpapar asap

Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi memeriksa ruang oksigen untuk mengantisipasi lonjakan penderita ISPA akibat asap kebakaran lahan. (ANTARA/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Ketua Sementara DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rimbun meminta pemerintah kabupaten setempat menyiagakan seluruh puskesmas yang ada di daerah itu, guna memberikan pertolongan terhadap masyarakat yang terpapar asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

"Puskesmas hendaknya siaga 24 jam dan dapat memberikan layanan kesehatan masyarakat yang terdampak asap karhutla tanpa dikenakan biaya atau gratis," katanya di Sampit, Minggu.

Asap karhutla yang menyelimuti wilayah Sampit dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir kian pekat, dikhawatirkan akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Akibat pekatnya asap, jarak pandang di beberapa wilayah Kotawaringin Timur menjadi terbatas, bahkan hanya berkisar antara 500-600 meter saja. Kondisi itu juga membuat kualitas udara menjadi tidak sehat dan masuk pada level bahaya.

Selain siaga, seluruh puskesmas hendaknya langsung menjadi posko, yakni tempat pengaduan maupun pemberian pertolongan utama bagi masyarakat yang terkena ISPA.

Selain puskesmas, rumah sakit milik pemerintah kabupaten dan swasta juga wajib siaga untuk melayani masyarakat terdampak asap karhutla.

“Masyarakat yang terdampak asap karhutla, harus ditangani cepat oleh puskesmas maupun rumah sakit tanpa dipungut biaya. Hal ini guna memberikan keringanan terhadap masyarakat," jelasnya.

Rimbun juga meminta kepada puskesmas dan rumah sakit harus menyediakan ruangan evakuasi yang aman jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Kondisi asap akibat karhutla hendaknya dijadikan pelajaran dan bahan evaluasi nantinya, sebab kejadian tersebut terus terulang setiap tahunnya. Masyarakat juga diminta untuk tidak membakar lahan, terutama saat musim kemarau.

“Jika keluar ruangan masyarakat harus menggunakan masker karena udara saat ini bercampur dengan abu. Untuk menghindari iritasi mata, gunakan kacamata serta cegah iritasi kulit dengan mengenakan baju lengan panjang,” jelas Rimbun.