Optimisme Kota Mentaya jadi tujuan wisata

id Optimisme Kota Mentaya jadi tujuan wisata,Pariwisata,Wisata,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit,Citimall,Citimall Sampit,Wisatawan

Optimisme Kota Mentaya jadi tujuan wisata

Ikon Jelawat menjadi tonggak dimulainya sejarah baru pengembangan pariwisata Kotawaringin Timur dengan ambisinya menjadi daerah tujuan wisata di Kalimantan Tengah. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Tekad Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menjadikan daerah mereka sebagai tujuan wisata sudah bulat, bahkan sektor ini diyakini akan menjadi andalan baru penyumbang pendapatan asli daerah.

"Potensi pariwisata Kotawaringin Timur sangat besar dan tidak kalah dengan daerah lain. Makanya, pemerintah terus mengembangkan sektor pariwisata agar semakin menarik minat wisatawan," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Rabu.

Potensi wisata Kotawaringin Timur cukup lengkap dan didukung sarana transportasi yang memadai. Dibandingkan daerah lain di Kalimantan Tengah, kabupaten terdiri 17 kecamatan ini memiliki potensi paling besar.

Kota Sampit tidak sekadar ibu kota kabupaten, tetapi sekaligus menjadi etalase pariwisata Kotawaringin Timur. Wilayah berjuluk Kota Mentaya atau menarik, aman, tertib dan berbudaya ini menjadi pintu masuk yang menggambarkan kekayaan wisata Kabupaten Kotawaringin Timur.

21 Februari 2015 menjadi tonggak dimulainya komitmen Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mengembangkan sektor pariwisata. Selain meresmikan objek wisata ikon Jelawat yang menjadi maskot daerah ini serta Taman Kota Sampit, saat itu Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi mencanangkan Sampit sebagai kota tujuan wisata.

Pencanangan itu wujud optimisme pemerintah daerah terhadap potensi pariwisata yang dimiliki. Pencanangan itu juga menjadi bentuk keyakinan pemerintah daerah bahwa sektor pariwisata akan menjadi sektor baru yang bisa diandalkan membantu menopang perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Optimisme ini dirasa tidak berlebihan. Kotawaringin Timur memang memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata, mulai dari pariwisata alam, budaya, hiburan, religi hingga pendidikan.

Objek wisata alam yang paling diminati saat ini adalah Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit yang memiliki pemandangan yang sangat indah dengan pasir putihnya. Pemerintah mengalokasikan lebih dari Rp40 miliar untuk mengembangkan objek wisata itu dengan membangun fasilitas pendukung seperti dermaga wisata, pusat kuliner dan suvenir, ruang terbuka hijau, wisata mangrove dan lainnya yang ditargetkan rampung 2020.

Di pantai yang berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit itu juga terdapat objek wisata religi yang banyak didatangi peziarah dari luar daerah, yakni kubah atau makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As'ad Al Banjary.

Tidak jauh dari pantai, terdapat hutan kecil yang menjadi habitat monyet. Selain itu terdapat air terjun unik di rawa gambut yang sering disebut Air Terjun Merah karena warnanya kemerah-merahan karena mengalir di lahan gambut.

Objek wisata pantai lainnya terdapat di Pulau Hanaut yaitu Pantai Satiruk dan Pantai Cemeti. Pantai ini sangat indah dan masih sangat asri karena belum banyak didatangi wisatawan lantaran memerlukan nyali menempuh perjalanan menggunakan transportasi air dengan waktu lebih dari satu jam.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur juga sedang membangun Kebun Raya Sampit yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman km 28 hingga km 32 dengan biaya sekitar Rp1,4 triliun. Kebun raya seluas 607,63 hektare yang rencananya dibuka tahun 2020 ini akan menjadi kebun raya terluas di Indonesia.

Selain menjadi tempat rekreasi, Kebun Raya Sampit juga akan dijadikan objek wisata pendidikan karena terdapat 155 jenis tumbuhan, 23 jenis burung serta buah-buahan lokal serta kawasan rawa gambut di dalamnya bisa menjadi objek penelitian untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Ada pula Hutan Sagonta Kota yang letaknya pinggir Kota Sampit. Hutan yang terletak di pinggir Susur Sungai Mentaya ini menjadi paket wisata susur sungai yang kini makin diminati wisatawan. Hasil pendataan, sedikitnya ada 39 jenis tanaman dan 40 satwa yang terdapat di Sagonta Kota.

Kotawaringin Timur juga memiliki situs budaya berupa Huma Betang Tumbang Gagu, yakni rumah khas Suku Dayak yang berusia lebih dari 100 tahun. Objek wisata ini banyak dikunjungi wisatawan asing meski memerlukan perjuangan untuk mencapainya karena lokasinya cukup jauh dari pusat Kota Sampit.

Ada pula Museum Kayu Sampit yang terletak di pusat kota. Museum yang menggambarkan kejayaan sektor perkayuan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih jauh bagian dari sejarah daerah ini.

Sementara itu di pusat kota, ada ikon Jelawat yang menjadi objek wisata favorit. Objek wisata dengan maskot patung ikan jelawat yang merupakan ikon daerah ini, selalu ramai pengunjung, khususnya pada sore hingga malam hari.

Objek wisata terletak di pinggir Sungai Mentaya dengan pemandangan patung ikan jelawat menyemburkan air ke sungai itu menjadi tempat bersantai paling diminati. Bahkan lokasi ini kini seakan menjadi ciri khas sebagai bukti bagi wisatawan yang pernah berwisata ke Sampit.

Wisata hiburan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Sampit. Saat ini Sampit memiliki hotel bintang empat dan mal terbesar di Kalimantan Tengah. Wisata belanja dan kuliner pun terus tumbuh di kota ini.

Besarnya potensi sektor pariwisata juga ditangkap sebagai peluang oleh investor. Di Pantai Ujung Pandaran, kini bermunculan penginapan dan wahana permainan air yang siap memanjakan wisatawan. Begitu pula di pusat kota, perhotelan dan pusat perbelanjaan bersaing menyediakan pelayanan terbaik bagi wisatawan.

"Selain memang berpotensi besar, pengembangan sektor pariwisata juga merupakan antisipasi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur terhadap kemungkinan suatu saat daerah ini dimekarkan. Dengan begitu, kita sudah siap dan memiliki sektor unggulan lain meski nantinya kawasan Utara yang kaya potensi tambang dan kebun sawit berdiri menjadi kabupaten sendiri," kata Halikinnor.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman mengatakan, pihaknya gencar membuat terobosan untuk terus mempromosikan pariwisata daerah, bahkan hingga ke luar negeri.

"Secara nyata dampaknya mulai terlihat. Melalui event-event yang digelar, wisata Kotawaringin Timur makin dikenal di luar daerah, bahkan wisatawan asing juga terus meningkat," kata Fajrurrahman.

Tahun 2018 lalu, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kotawaringin Timur sebanyak 2.991 orang, melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya yang hanya 41 orang. Event budaya dan wisata susur sungai menjadi data tarik tersendiri bagi wisatawan asing.

Sejumlah event sudah menjadi kalender wisata Kotawaringin Timur seperti Sampit Expo, Sampit Ethnic Carnaval, Festival Habaring Hurung, Manduy Safar, Mamapas Lewu dan Mampakanan Sahur, Manuyang Anak, Simah Laut dan lainnya.

Pemerintah daerah juga sedang mengembangkan desa wisata di sejumlah kecamatan. Desa wisata diharapkan akan menambah keragaman pariwisata Kotawaringin Timur dan membawa dampak langsung kepada masyarakat.

Citimall Sampit yang selalu ramai pengunjung, menjadi salah satu gambaran terus meningkatnya sektor pariwisata Kotawaringin Timur, khususnya wisata belanja dan hiburan. ANTARA/Norjani

Berdampak nyata

Meski tidak sedikit yang meragukan potensi pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur, namun fakta berbicara. Sektor pariwisata terus menunjukkan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten ini.

Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kotawaringin Timur Marjuki mengaku sangat mendukung pengembangan pariwisata karena dampaknya luas dan terukur.

"Contohnya saja kehadiran Citimall Sampit yang menjadi objek wisata belanja dan hiburan, secara nyata sudah berkontribusi terhadap rekonomian daerah. Konsumennya tidak hanya warga Kotawaringin Timur, tetapi juga daerah lain di Kalimantan Tengah," kata Marjuki.

Citimall Sampit yang merupakan mal terbesar di Kalimantan Tengah, sudah menunjukkan kontribusi cukup besar terhadap ekonomi daerah. Dampaknya juga secara langsung dirasakan warga yang menggantungkan penghasilan dari aktivitas di pusat perbelanjaan modern yang memiliki bioskop tersebut.

Selama 2017 lalu, Citimall Sampit menyetor pajak bumi dan bangunan sebesar Rp411 juta, pajak parkir berkisar antara Rp17 juta hingga Rp20 juta per bulan, kontribusi dari hiburan di bioskop sekitar Rp40 juta per bulan, ditambah reklame dan sumber lainnya.

Dampak positif itu belum termasuk dampak ikutan di masyarakat seperti perdagangan, jasa transportasi, tenaga kerja dan lainnya. Nilai pemasukannya diprediksi akan terus meningkat seiring makin banyaknya pengunjung.

"Kami optimistis sektor pariwisata bisa menjadi sektor andalan baru untuk membantu menopang perekonomian daerah. Apalagi kalau pemekaran daerah terjadi dengan dibentuknya Kabupaten Kotawaringin Utara, maka Kotawaringin Timur harus sudah mengantisipasi dampak dalam hal sumber pemasukan," kata Marjuki.

General Manager Citimall Sampit, Yus Arie saat dibincangi dalam sebuah acara di Citimall Sampit mengaku sependapat dengan tekad pemerintah daerah menjadikan Kotawaringin Timur, khususnya Sampit sebagai daerah tujuan wisata. Selain objek wisata alam dan buatan, banyak potensi lainnya yang bisa diangkat, salah satunya wisata belanja.

Pihaknya menyambut tekad itu dengan memperbanyak menggelar kegiatan dengan harapan bisa menarik minat wisatawan lokal dan luar daerah datang ke Sampit. Citimall juga menggandeng perusahaan ritel besar dan bioskop agar masyarakat makin tertarik datang ke Sampit.

"Terus meningkatnya pengunjung di mal kami adalah salah satu contohnya. Bahkan banyak warga dari kabupaten lain yang datang ke Sampit untuk berwisata, berbelanja dan nonton film di bioskop," katanya.

Meski awalnya cukup berat, namun Yus mengakui kerja keras itu kini mulai membuahkan hasil menggembirakan. Jumlah pengunjung Citimall Sampit meningkat tajam dan itu juga menguntungkan perusahaan dan pedagang yang ada di mal terbesar di Kalimantan Tengah tersebut, serta sektor ikutan lainnya seperti jasa transportasi dan lainnya.

Banyak warga yang dulunya berwisata ke daerah lain seperti Palangka Raya dan Banjarmasin, kini memilih ke Sampit karena pilihan wisatanya cukup lengkap dan banyak pilihan. Tidak jarang ada rombongan keluarga yang sengaja datang ke Sampit hanya untuk berlibur.

Perkembangan positif sektor pariwisata ini diperkirakan akan terus terjadi karena potensinya masih sangat besar. Sektor pariwisata diyakini akan membawa dampak positif yang besar bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.