Jumlah hotspot Di Barito Selatan berkurang 50 persen

id kabupaten barito selatan,barsel,bpbd barsel,titik hotspot di barsel

Jumlah hotspot Di Barito Selatan berkurang 50 persen

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Asriwati didampingi bagian data dan informasi BPBD Barsel Agung Kornelis. (ANTARA/Bayu Ilmiawan).

Buntok (ANTARA) - Hasil pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, jumlah titik hotspot di wilayah setempat per 26 September 2019, mengalami pengurangan hingga 50 persen dibandingkan beberapa minggu lalu.

Dari tanggal 1 sampai 9 September 2019 jumlah hotspot di daerah ini terpantau mencapai 120 titik yang tersebar di enam kecamatan, kata Kepala BPBD Barsel Alip Suraya melalui Kasi Pencegahan, dan Kesiapsiagaan Asriwati di Buntok, Jumat.

"Setelah dilakukan pemantauan per 26 September 2019, titik hotspot berkurang menjadi 55 titik yang tersebar di tiga kecamatan. Pengurangan lebih dari setengahnya," tambah dia.

Adapun sebaran titik hotspot di Barsel yakni, Kecamatan Dusun Hilir sebanyak 33 titik, dan untuk di kecamatan Jenamas sebanyak 17 titik, dan di Kecamatan Dusun Selatan satu titik. Dan, BPBD Barsel akan terus berupaya keras mengurangi titik hotspot tersebut.

Asriwati didampingi bagian pusat data dan informasi BPBD Barsel Agung Kornelis mengatakan, pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin supaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bisa ditanggulangi.

"Selama ini upaya yang telah kami lakukan yakni dengan terus melaksanakan sosialisasi terutama di daerah rawan ditiga kecamatan yakni di Kecamatan Jenamas, Dusun Hilir, dan Karau Kuala," ujarnya.

Baca juga: DPRD dan Pemkab Barsel sepakat Raperda APBD-P 2019 jadi Perda

Pihaknya juga telah membentuk masyarakat peduli api terutama ditiga kecamatan tersebut. Untuk di Kecamatan Jenamas masyarakat peduli api dibentuk di Kelurahan Rantau Kujang.

"Di Kecamatan Dusun Hilir dibentuk di Desa Mahajandau, dan Desa Sungai Jaya, dan di Kecamatan Karau Kuala di Bentuk di Kelurahan Bangkuang, Desa Janggi, dan di Desa Malitin," jelas Asriwati.

Kemudian lanjut dia, Bupati juga telah menetapkan status siaga bencana Karhutla selama 90 hari dari 20 Mei hingga 17 Agustus, dan diperpanjang dengan penetapan status siaga darurat karhutla. Hal tersebut mengingat jumlah titik api yang jumlah semakin banyak.

"Sebelum status siaga darurat berakhir, ditetapkan status tanggap darurat selama 14 hari dari tanggal 20 September sampai 3 Oktober 2019," ujarnya.

Selain melaksanakan sosialisasi, BPBD Barsel juga melaksanakan patroli, dan melaksanakan penanganan dini apabila ada kebakaran hutan, dan lahan di daerah ini.

Baca juga: Draf APBD-P Barito Selatan berubah, sidang paripurna nyaris batal

Baca juga: Target pendapatan daerah Barito Selatan dinaikkan Rp15 miliar