ISIS bersumpah membalas perbuatan AS atas kematian pemimpinnya

id Isis, pemimpin isis meninggal, isis balas dendam ke AS

ISIS bersumpah membalas perbuatan AS atas kematian pemimpinnya

Pasukan khusus Amerika Serikat bergerak ke arah lapangan milik pemimpin Islamic State Abu Bakr al-Baghdadi saat pengepungan di daerah Idlib Suriah dalam gambar yang diambil dari video, Sabtu (26/10/2019). Gambar video diambil tanggal 26 Oktober 2019. U.S. Department of Defense/Handout via REUTERS/aww/cfo (via REUTERS/Handout .)

Kairo (ANTARA) - Kelompok ISIS pada Kamis (31/10) membenarkan bahwa pemimpin mereka Abu Bakr al-Baghdadi terbunuh dalam serangan pekan lalu oleh pasukan AS di bagian timur laut Suriah dan bersumpah akan membalas perbuatan AS.

Al-Baghdadi, yang berasal dari Irak dan menjadi pemimpin kelompok ultra-garis keras serta mendeklrasikan dirinya sebagai "khalifah" semua Muslim, terbunuh dalam penyerbuan yang dilancarkan pasukan khusus AS.

ISIS, yang pernah menguasai sejumlah wilayah Irak dan Suriah pada 2014-2017 sebelum kekhalifahan versi mereka hancur akibat serangan pimpinan AS, sebelumnya bungkam soal status Al-Baghdadi.

Kelompok itu membenarkan kematiannya melalui rekaman audio yang diunggah secara daring. Mereka juga mengatakan seseorang yang hanya diketahui bernama Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi telah ditunjuk untuk menempati posisi Al-Baghdadi.

Seorang pengamat di Universitas Swansea yang mekusatkan perhatian pada soal ISIS, Aymenn at-Tamimi, menyatakan nama itu tak dikenal namun dapat merujuk kepada tokoh terkemuka ISIS, yang dipanggil Hajj Abdullah, yang diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai kemungkinan pengganti Al-Baghdadi.

Juru bicara ISIS menyinggung AS dalam rekaman tersebut.

"Waspadalah (melawan) negara mereka dan saudara-saudara mereka yang kafir dan murtad, dan menjalankan wasiat komandan yang taat dalam pesan audio terakhirnya, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan darah orang musyrik," katanya.

Kematian Al-Baghdadi sepertinya akan membuat ISIS terpecah, dengan membiarkan siapa pun muncul sebagai pemimpin barunya dengan tugas menarik kembali kelompok itu sebagai pasukan tempur, menurut pengamat.

Sumber: Reuters