Program sekolah dokter perlu dihidupkan kembali, kata DPRD Kalteng

id dprd kalimantan tengah,dprd kalteng,kalteng,kalimantan tengah,ketua komisi 3 dprd kalteng, duwel rawing

Program sekolah dokter perlu dihidupkan kembali, kata DPRD Kalteng

Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah Duwel Rawing. (ANTARA/Jaya W Manurung)

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah Duwel Rawing mengusulkan agar pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota se-Kalteng, menghidupkan kembali program menyekolahkan putra-putri terbaik di wilayah masing-masing ke Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya.

Program sekolah kedokteran yang pernah dilaksanakan pada tahun 2010 silam itu sebenarnya memberikan dampak positif terhadap ketersediaan dokter di Kalteng, kata Duwel di Palangka Raya, kemarin.

"Tinggal kita melihat dan mengevaluasi berbagai kekurangan yang membuat program itu terhenti. Jadi, kedepan bisa lebih baik lagi dan tidak ada masalah," tambahnya.

Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng dengan Universitas Palangka Raya pernah mengadakan kerjasama program studi kedokteran. Di mana program itu, tiap kabupaten/kota menyediakan anggaran sebesar Rp500 juta untuk membiayai dua orang putra-putri terbaiknya menempuh pendidikan kedokteran di UPR.

Duwel yang pernah menjadi Bupati Katingan periode 2003-2013 itu mengatakan, program itu terhenti karena pihak Universitas Palangka Raya tidak membuat dan memberikan laporan pertanggungjawaban terkait penggunaan Rp500 juta tersebut kepada kabupaten/kota.

"Alhasil, sejumlah kepala daerah, termasuk saya sempat diperiksa kejaksaan. Itu yang membuatprogram baik itu terhenti. Tapi, kasus itu sudah selesai dan tidak ada masalah," ucapnya.

Baca juga: UPR mampu jadi 10 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyebut bahwa sampai sekarang ini masih banyak daerah di Kalteng tak memiliki tenaga medis, khususnya Dokter. Sejumlah dokter yang sempat direkrut pemerintah pun banyak tidak mau ditempatkan ke desa-desa, khususnya masih terpencil.

Dia mengatakan mengatasi sulitnya mendapatkan dokter yang mau bertugas di desa, termasuk daerah terpencil ada dua, yakni melakukan perekrutan kembali dengan catatan harus siap ditempatkan di mana saja dan tidak mengundurkan diri, serta menyiapkan dokter melalui program sekolah dokter.

"Saya mengusulkan, kedua hal itu dilakukan. Dan, sekarang kan fakultas kedokteran di UPR sudah ada. Ya, tinggal kembali melakukan kerjasama saja. Kalau ada kekurangan, ya tinggal diperbaiki," demikian Duwel.

Baca juga: Tak serius urus pendidikan bisa buat Dayak terjajah, kata DPRD Kalteng

Baca juga: Tunjangan transportasi dan perumahan DPRD Kalteng lebih besar dari Kalsel