Warga dapat bantuan tandon air antisipasi krisis air bersih
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Desa Bangkuang Makmur Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah membagikan puluhan tandon air untuk warga sebagai antisipasi krisis air bersih yang sering terjadi saat kemarau
"Bantuan ini berasal dari dana desa tahun 2019 yang dialokasikan untuk pemberdayaan biar masyarakat merasakan langsung adanya dana desa," kata Kepala Desa Bangkuang Makmur Fitriannur di Sampit, Kamis.
Fitriannur menjelaskan, desa yang dipimpinnya termasuk salah satu desa yang mengalami dampak cukup parah selama kemarau 2019 lalu. Krisis air bersih benar-benar sangat membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Saat kemarau, sumber air seperti sumur menjadi kering, sedangkan air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus mengeluarkan biaya membeli dari air dari pedagang air keliling.
Desa berpenduduk sekitar 2.800 jiwa itu juga sempat mendapat bantuan kiriman air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur sebanyak tiga tangki air untuk dibagikan kepada masyarakat.
Baca juga: Nelayan Kotim hilang terjatuh dari perahu
Ketersediaan air bersih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Ketersediaan air bersih juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Untuk mengantisipasi kondisi musiman itu, pemerintah desa mengalokasikan dana desa untuk membeli tandon air. Harapannya, tandon air tersebut bisa menjadi tempat menyimpan cadangan air bersih yang bisa digunakan selama terjadi kekeringan.
Untuk tahap ini, tandon air yang dibagikan sebanyak 55 buah. Warga gembira mendapatkan bantuan tersebut karena memang sangat dibutuhkan, sementara jika ingin membeli maka warga harus mengeluarkan biaya besar.
Penerima bantuan didata karena tandon air tersebut tidak boleh diperjualbelikan. Bantuan tersebut harus dipertanggungjawabkan sesuai aturan karena menggunakan dana pemerintah.
"Jumlahnya memang sedikit dibanding warga yang membutuhkan. Bantuan ini rencananya akan berkelanjutan sebagai bagian program pengadaan air bersih untuk penanggulangan kekeringan," demikian Fitriannur.
Baca juga: Legislator Kotim dukung penghapusan zona parkir karena dikeluhkan
Baca juga: Bupati Kotim berencana hapus sejumlah zona parkir
"Bantuan ini berasal dari dana desa tahun 2019 yang dialokasikan untuk pemberdayaan biar masyarakat merasakan langsung adanya dana desa," kata Kepala Desa Bangkuang Makmur Fitriannur di Sampit, Kamis.
Fitriannur menjelaskan, desa yang dipimpinnya termasuk salah satu desa yang mengalami dampak cukup parah selama kemarau 2019 lalu. Krisis air bersih benar-benar sangat membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Saat kemarau, sumber air seperti sumur menjadi kering, sedangkan air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus mengeluarkan biaya membeli dari air dari pedagang air keliling.
Desa berpenduduk sekitar 2.800 jiwa itu juga sempat mendapat bantuan kiriman air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur sebanyak tiga tangki air untuk dibagikan kepada masyarakat.
Baca juga: Nelayan Kotim hilang terjatuh dari perahu
Ketersediaan air bersih sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Ketersediaan air bersih juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Untuk mengantisipasi kondisi musiman itu, pemerintah desa mengalokasikan dana desa untuk membeli tandon air. Harapannya, tandon air tersebut bisa menjadi tempat menyimpan cadangan air bersih yang bisa digunakan selama terjadi kekeringan.
Untuk tahap ini, tandon air yang dibagikan sebanyak 55 buah. Warga gembira mendapatkan bantuan tersebut karena memang sangat dibutuhkan, sementara jika ingin membeli maka warga harus mengeluarkan biaya besar.
Penerima bantuan didata karena tandon air tersebut tidak boleh diperjualbelikan. Bantuan tersebut harus dipertanggungjawabkan sesuai aturan karena menggunakan dana pemerintah.
"Jumlahnya memang sedikit dibanding warga yang membutuhkan. Bantuan ini rencananya akan berkelanjutan sebagai bagian program pengadaan air bersih untuk penanggulangan kekeringan," demikian Fitriannur.
Baca juga: Legislator Kotim dukung penghapusan zona parkir karena dikeluhkan
Baca juga: Bupati Kotim berencana hapus sejumlah zona parkir