Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meningkatkan budidaya ikan jelawat dengan memperbanyak tabur benih ikan air tawar itu agar perkembangannya semakin cepat.
"Tahun ini rencananya ada 200.000 benih ikan jelawat yang akan dibudidayakan di kolam rekayasa di Desa Patai Kecamatan Cempaga. Saat ini persiapan terus dilakukan," kata Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Timur Heriyanto di Sampit, Selasa.
Jelawat merupakan ikan air tawar yang kini dijadikan maskot atau ikon Kabupaten Kotawaringin Timur. Pemerintah kabupaten bertekad mengembalikan daerah ini sebagai penghasil jelawat terbesar, apalagi potensinya masih sangat besar.
Budidaya ikan yang terkenal dengan rasanya enak ini memerlukan perhatian khusus karena sangat tergantung dengan kualitas air. Perlu perlakuan khusus karena tidak semua lokasi di Kotawaringin Timur yang air sungainya cocok untuk budidaya jelawat.
Harga ikan jelawat cukup bagus yakni di atas Rp60.000 /kg. Pemerintah daerah mendorong budidaya jelawat karena permintaan pasar cukup tinggi, bahkan saat ini sebagian didatangkan dari kabupaten tetangga seperti Seruyan dan Katingan.
Sebelum menebar benih, sudah dilakukan penelitian kualitas air dan lokasi. Harapannya agar benih-benih jelawat yang ditabur nantinya berhasil dengan baik.
"Ikan jelawat ini memang sangat sensitif dengan kualitas air. Kalau sungai yang kualitasnya kurang bagus tidak bisa dijadikan lokasi budidaya jelawat. Makanya lokasinya harus benar-benar diteliti dulu," kata Heriyanto.
Baca juga: DPRD Katingan kaji banding raperda ke DPRD Kotim
Jumlah benih jelawat yang akan ditebar nanti yakni 200.0000 ekor, lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 150.000 ekor. Setiap tahun jumlahnya terus ditambah dengan harapan populasi dan hasil panen jelawat juga terus bertambah.
Agustus 2019 lalu sebanyak Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur menabur 60.000 ekor benih ikan jelawat di Danau Manjuhan Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang. Danau tersebut ditetapkan sebagai kawasan perikanan yang dikelola oleh satu kelompok perikanan.
Hasil penelitian dan percobaan pada 2017, Danau Manjuhan cocok untuk budidaya ikan jelawat atau dalam bahasa Dayak disebut manjuhan. Kualitas air di danau tersebut masih cukup bagus untuk budidaya jelawat.
Saat ini di danau itu ada 16 keramba apung milik warga. Sebanyak tujuh keramba diisi ikan jelawat, sedangkan sisanya diisi jenis ikan lain seperti nila dan lainnya yang pangsa pasarnya juga masih bagus.
Benih yang ditebar merupakan hasil pemijahan di Balai Benih Bagendang dan ditambah suplai dari Balai Banih Ikan di Mandiangin Banjarbaru Kalimantan Selatan. Masa panen ikan jelawat memang cukup lama yaitu di atas satu tahun dengan berat di atas satu kilogram.
Dinas Perikanan terus berupaya meningkatkan budidaya ikan jelawat yang merupakan ikon atau maskot Kotawaringin Timur. Selain di Danau Manjuhan Kelurahan Tanah Mas, saat ini budidaya jelawat juga dilakukan di Desa Camba dan Kandan Kecamatan Kota Besi serta Kecamatan Cempaga.
Baca juga: Pembersihan lingkungan efektif tekan demam berdarah di Sampit
Baca juga: DPRD Kotim sebut kontribusi PAD feri penyeberangan seharusnya besar