Putra Gus Sholah ungkap penyakit yang diderita ayahnya

id Gus sholah, gus sholah meninggal, penyakit gus sholah, sakit jantung

Putra Gus Sholah ungkap penyakit yang diderita ayahnya

Jenazah Gus Sholah tiba di rumah duka (Ant)

Jakarta (ANTARA) - Putra almarhum KH Ir Salahuddin "Gus Sholah" Wahid Irfan Wahid mengemukakan bahwa ayahanda itu mengalami komplikasi sakit jantung setelah sempat menjalani perawatan di RS Harapan Kita, Jakarta.

"Ada masalah di jantung, ada cairan di selaput jantung dan dioperasi pada Jumat (31/1) itu," kata Ipang Wahid -- sapaan karib Irfan Wahid -- saat ditemui ANTARA di rumah duka di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin dini hari.

Menurut dia, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu mengalami detak jantung yang tidak normal sekitar dua pekan sebelumnya.

Tim dokter di RS Harapan Kita Jakarta, kata dia, kemudian melakukan ablasi atau tindakan operasi terhadap jantung.

Operasi itu, lanjut dia, berlangsung sukses dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu kemudian diperbolehkan pulang.

Namun, Gus Sholah kembali mengalami sakit dan dilarikan ke rumah sakit.

Irfan menuturkan dari pemeriksaan tim medis, ditemukan cairan di selaput jantung dan kemudian ayahandanya menjalani operasi.

Gus Sholah, kata dia, kemudian mengalami komplikasi dan berdampak ke organ lainnya seperti ginjal dan paru-paru.

Rencananya, setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Gus Sholah akan diterbangkan ke Jombang, Jawa Timur, melalui Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 10.00 WIB, Senin.

Irfan menuturkan jenazah akan diangkut menggunakan salah satu pesawat milik Lion Group dan dijadwalkan tiba di Bandara Juanda, Sidoarjo sekitar pukul 11.30 WIB.

Jenazah, kata dia, diperkirakan tiba di Jombang, Jawa Timur sekitar pukul 14.00 WIB

Rencananya jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, sekitar pukul 16.00 WIB.

KH Salahuddin Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur, 11 September 1942. Almarhum dikenal tidak saja sebagai ulama dari NU, namun juga pendidik dan juga pegiat hak asasi manusia (HAM). Lulusan jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pernah menjabat Wakil Ketua Komnas HAM masa bakti 2002-2007.