Penggemar minta rilis 'No Time To Die' ditunda

id No time to die, james bond, virus corona

Penggemar minta rilis 'No Time To Die' ditunda

Adegan dalam film "James Bond" yang diperankan Daniel Craig (ANTARA/MGM)

Jakarta (ANTARA) - Situs penggemar James Bond, MI6-HQ.com, membuat surat terbuka yang meminta penundaan tanggal rilis "No Time to Die" terkait dengan virus corona.

Film yang disutradarai oleh Cary Joji Fukunaga ini akan dirilis di bioskop pada awal April. Tetapi mengingat kekhawatiran luas tentang coronavirus, kelompok penggemar mendesak distributor MGM, Universal dan produser Eon untuk menundanya hingga musim panas.

Baca juga: "No Time To Die" ceritakan semua yang pernah terjadi di "James Bond"

Baca juga: "No Time To Die" jadi lagu tema "James Bond" terbesar sepanjang masa


"Dengan coronavirus mencapai status pandemi (wabah) sekarang saatnya untuk memperhatikan kesehatan masyarakat di atas jadwal rilis pemasaran dan membatalkan acara publik," tulis isi surat terbuka itu dilansir Variety, Selasa.

Surat itu menunjuk ke pola-pola penyebaran virus di negara-negara lain. Wabah di Amerika Serikat dan Inggris dapat mencapai tingkat yang membuatnya tidak kondusif untuk pertemuan publik, seperti teater, pada saat "No Time to Die" diluncurkan pada 10 April.

Virus telah mendorong penutupan teater di China dan Italia. Artikel itu mencatat bahwa sebagian besar penjualan tiket dari seri "James Bond: Spectre" berasal dari pasar internasional.

"Menunda rilis 'No Time To Die' hingga musim panas ketika para ahli memperkirakan epidemi telah memuncak dan berada di bawah kendali," kata surat itu.

"Ini hanya film. Kesehatan dan kesejahteraan penggemar di seluruh dunia, dan keluarga mereka, lebih penting. Kita semua sudah menunggu lebih dari empat tahun untuk film ini. Beberapa bulan lagi tidak akan merusak kualitas film dan hanya membantu box-office bersorak yang terakhir kalinya untuk Daniel Craig," lanjutnya.

Virus corona terus menyebar di seluruh dunia, dengan jumlah orang yang terinfeksi mencapai 90.000 dan jumlah kematian mencapai 3.000. Banyak konferensi, festival, dan tur pdi seluruh dunia telah dibatalkan atau ditunda setelah wabah.