Anak yang tidak mendapat waktu berkualitas akan sulit capai tugas perkembangan

id quality time,family time,waktu berkualitas,orang tua dan anak

Anak yang tidak mendapat waktu berkualitas akan sulit capai tugas perkembangan

Menghabiskan waktu dengan keluarga (ANTARA/freepik.com)

Jakarta (ANTARA) -
Psikolog pendidikan lulusan Universitas Indonesia Orissa Anggita Rinjani M.Psi mengatakan anak yang tidak mendapatkan waktu berkualitas bersama orang tua akan sulit mencapai tugas perkembangan sesuai usianya dan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
 
"Kalau dari kecil merasa kelekatan kurang, dia akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, seperti apa aku harusnya berinteraksi, bagaimana mengutarakan keinginan, itu mempengaruhi tugas perkembangan lainnya," kata Orissa dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
 
Psikolog ruang konseling di Rumah Dandelion ini mengatakan dampak negatif dari anak yang jarang mendapatkan waktu berkualitas (quality time) bersama orang tua adalah kesejahteraan akan rasa aman dan psikologis nya akan berpengaruh.
Secara piramida kebutuhan, ketika anak sudah mendapatkan kebutuhan dasar yang terpenuhi, anak juga perlu memiliki rasa aman dan rasa dicintai agar aktualisasi dan kepercayaan diri bisa berkembang.
 
Jika tidak terpenuhi makan tugas perkembangan lainnya akan terdampak baik kognitif maupun psikologisnya.
 
"Jadi selain memikirkan apa yang harus dia capai di usianya maka kita isi dulu dengan kelekatan dan koneksinya dulu, kalau itu nggak terbangun tugas perkembangan nya akan makin sulit, bisa mempengaruhi baik perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental dan pencapaian akademisnya berdampak," kata Orissa.

Baca juga: Manfaat bermain 'bricks' pada tumbuh kembang anak
 
Ia menyarankan meskipun orang tua memiliki sedikit waktu di rumah karena keharusan bekerja, setidaknya luangkan waktu bersama anak paling sedikit 15 menit.
 
Jadikan waktu yang sempit tersebut untuk fokus pada anak tidak hanya selalu dengan instruksi namun dengan mengobrol dan menatap mata anak bisa jadi waktu yang optimal untuk membangun koneksi anak dan orang tua.
 
Dengan mengajak anak mengobrol, frekuensi sentuhannya akan lebih banyak dibandingkan bermain, dan secara otomatis akan lebih ada muatan emosional karena orang tua bisa menyentuh anak dengan cara memeluk atau sambil mengusap kepala.
 
"Itu yang akan membantu momen walaupun singkat tapi berharga. Meskipun waktu banyak tapi lebih banyak instruksi dan koreksi itu nggak juga, jadi cara kita habiskan waktu dengan anak itu juga bermakna," tutup Orissa.

Baca juga: Dokter : Orang tua jangan asal larang dan bolehkan anak bermain

Baca juga: Peran bermain untuk perkembangan emosional anak

Baca juga: Pentingnya orang tua bisa bermain bersama anak