Ombudsman minta pemerintah terbuka beri informasi kepada masyarakat soal corona
Jakarta (ANTARA) - Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai meminta kepada pemerintah untuk menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat mengenai informasi terkait virus corona (Covid-19)
"Ombudsman berharap pemerintah bisa menjelaskan secara terbuka karena ini menyangkut informasi. Kita ini kan "over information", kebanyakan informasi. Jadi, informasi mana yang bisa kita pegang. Mungkin di handphone kita masing-masing saja sekarang bersliweran informasi," ucap Amzulian usai peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI 2019 di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan informasi yang jelas dan terpercaya mengenai corona tersebut.
"Sehingga jangan sampai ini yang muncul informasi malah kepanikan. Yang ada itu kan pokoknya kalau corona mati, padahal apakah begitu? Apakah tidak ada upaya penyembuhan? Apa upaya pemerintah? Mungkin perlu dimunculkan bahwa kalau kena corona bisa disembuhkan misalnya, ini menjadi penting," ujar dia.
Selain itu, ia juga menyoroti soal masyarakat yang "menyerbu" pusat perbelanjaan atau toko obat untuk mencari masker pasca pengumuman adanya dua WNI yang positif corona tersebut.
"Lantas ada yang menyampaikan ada yang pakai masker, ada yang tidak pakai masker, harus pakai sarung tangan tidak pakai sarung tangan maka orang menyerbu tempat belanja, untuk stok mereka. Ini menurut saya karena informasi. Oleh karena itu, pemerintah harus berada dalam garda terdepan soal informasi ini," kata dia.
Pada Senin (2/3), pemerintah mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang ibu berusia 64 tahun, dan anaknya berusia 31 tahun positif terjangkit virus COVID-19.
"Ternyata orang yang terkena virus corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit," kata Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/3).
Menurut penelusuran, dua WNI tersebut terjangkit dari seorang warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.
Kementerian Kesehatan menjelaskan WNI tersebut terinfeksi COVID-19 dari warga negara Jepang pada 14 Februari 2019. Saat ini, dua WNI yang positif terjangkit COVID-19 sedang diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.
"Ombudsman berharap pemerintah bisa menjelaskan secara terbuka karena ini menyangkut informasi. Kita ini kan "over information", kebanyakan informasi. Jadi, informasi mana yang bisa kita pegang. Mungkin di handphone kita masing-masing saja sekarang bersliweran informasi," ucap Amzulian usai peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI 2019 di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan informasi yang jelas dan terpercaya mengenai corona tersebut.
"Sehingga jangan sampai ini yang muncul informasi malah kepanikan. Yang ada itu kan pokoknya kalau corona mati, padahal apakah begitu? Apakah tidak ada upaya penyembuhan? Apa upaya pemerintah? Mungkin perlu dimunculkan bahwa kalau kena corona bisa disembuhkan misalnya, ini menjadi penting," ujar dia.
Selain itu, ia juga menyoroti soal masyarakat yang "menyerbu" pusat perbelanjaan atau toko obat untuk mencari masker pasca pengumuman adanya dua WNI yang positif corona tersebut.
"Lantas ada yang menyampaikan ada yang pakai masker, ada yang tidak pakai masker, harus pakai sarung tangan tidak pakai sarung tangan maka orang menyerbu tempat belanja, untuk stok mereka. Ini menurut saya karena informasi. Oleh karena itu, pemerintah harus berada dalam garda terdepan soal informasi ini," kata dia.
Pada Senin (2/3), pemerintah mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang ibu berusia 64 tahun, dan anaknya berusia 31 tahun positif terjangkit virus COVID-19.
"Ternyata orang yang terkena virus corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit," kata Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/3).
Menurut penelusuran, dua WNI tersebut terjangkit dari seorang warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia.
Kementerian Kesehatan menjelaskan WNI tersebut terinfeksi COVID-19 dari warga negara Jepang pada 14 Februari 2019. Saat ini, dua WNI yang positif terjangkit COVID-19 sedang diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.