BKSDA terima seekor anak burung Tingang dari warga Jambu
Muara Teweh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, menerima seekor anak burung Kangkareng Hitam spesies Enggang atau Tingang dan juga disebut Rangkong dari warga Manggala Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru.
"Kami sangat mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat di Barito Utara ini sangat tinggi dan bersedia menyerahkan satwa langka yang dilindungi oleh Undang-Undang," kata Kepala Resort Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Cagar Alam Pararawen, Udjet Syaipullah di Muara Teweh, Jumat.
Burung Kangkareng adalah spesies burung dari keluarga Rangkong Bucerotidae itu didapat warga di sekitar hutan setempat dan terlihat masih jinak karena dipelihara dengan usia diperkirakan baru sekitar 3-4 bulan, sehingga terbang belum terlalu tinggi.
Bagi masyarakat di Kalteng burung ini dikenal dengan nama Tingang yang bulunya digunakan untuk hiasan baju dan topi untuk kesenian daerah suku Dayak.
Burung Tingang pada beberapa kebudayaan kuno menjadi bagian ritual religi yang melambangkan kebebasan, kesucian dan mithologi.
"Habitat burung ini di Kalteng banyak di kawasan Cagar Alam Pararawen dan Hutan Lindung Sapat Haung," kata dia.
Udjet mengatakan untuk sementara burung ini dipelihara di kandang transit kantor SKW III Muara Teweh.
"Rencananya pekan depan burung ini akan di bawa ke kantor BKSDA Kalteng atau di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Palangka Raya," ujarnya.
"Kami sangat mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat di Barito Utara ini sangat tinggi dan bersedia menyerahkan satwa langka yang dilindungi oleh Undang-Undang," kata Kepala Resort Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Cagar Alam Pararawen, Udjet Syaipullah di Muara Teweh, Jumat.
Burung Kangkareng adalah spesies burung dari keluarga Rangkong Bucerotidae itu didapat warga di sekitar hutan setempat dan terlihat masih jinak karena dipelihara dengan usia diperkirakan baru sekitar 3-4 bulan, sehingga terbang belum terlalu tinggi.
Bagi masyarakat di Kalteng burung ini dikenal dengan nama Tingang yang bulunya digunakan untuk hiasan baju dan topi untuk kesenian daerah suku Dayak.
Burung Tingang pada beberapa kebudayaan kuno menjadi bagian ritual religi yang melambangkan kebebasan, kesucian dan mithologi.
"Habitat burung ini di Kalteng banyak di kawasan Cagar Alam Pararawen dan Hutan Lindung Sapat Haung," kata dia.
Udjet mengatakan untuk sementara burung ini dipelihara di kandang transit kantor SKW III Muara Teweh.
"Rencananya pekan depan burung ini akan di bawa ke kantor BKSDA Kalteng atau di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Palangka Raya," ujarnya.