Dinkes Pulang Pisau belum miliki peralatan pendeteksi virus corona

id kalimantan tengah,kalteng,kabupaten pulang pisau,pulang pisau,dinkes pulang pisau,kepala dinas kesehatan pulang pisau,dr Muliyanto Budihardjo,corona,a

Dinkes Pulang Pisau belum miliki peralatan pendeteksi virus corona

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo. (ANTARA/ Adi Waskito)

Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dr Muliyanto Budihardjo mengakui bahwa pihaknya sampai saat ini belum memiliki peralatan untuk deteksi virus Corona atau Covid-19.

"Hanya ada satu unit alat sensor panas di Kantor Kesehatan Pelabuhan. Alat itu pun hanya mendeteksi suhu tubuh. Dan, belum tentu orang yang terdeteksi panas suhu tubuhnya itu terpapar virus Corona," kata Muliyanto di Pulang Pisau, kemarin.

Meski minim fasilitas, dia memastikan bahwa pihaknya sigap antisipasi penyebaran virus Corona. Di mana Dinas Kesehatan dan RSUD Pulang Pisau, telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk penanganan apabila ada yang terdeteksi Corona. Masyarakat juga bisa langsung menghubungi nomor yang sudah disebarkan untuk informasi dan penanganan virus tersebut.

Menurutnya, RSUD setempat juga telah membuat ruang isolasi untuk penanganan sementara pasien terjangkit Corona. RSUD tidak langsung menangani dan hanya sebatas mengambil sample karena kelengkapan penanganan ada di delapan RSUD  rujukan yang telah ditunjuk dan memiliki laboratorium khusus Corona dan yang terdekat untuk pengiriman sample itu ada di Surabaya.

Satgas yang sudah dibentuk, terang Muliyanto, selalu siap. Bagi masyarakat yang memiliki gejala virus Corona secara mandiri bisa langsung menghubungi Satgas tersebut untuk menghindari penyebarannya tanpa harus antri di RSUD atau Puskesmas.

"Untuk peralatan transport virus dari hasil pengambilan sample dari penderita sudah kita persiapkan," papar Muliyanto.

Baca juga: Cegah penyebaran Covid-19, DAMRI Palangka Raya lakukan sejumlah tindakan

Sample dari penderita untuk diperiksa hingga mengetahui hasil sample itu, dikatakan Muliyanto memakan waktu hingga 7 hari. Memang waktu untuk mengetahui hasil laboratorium tersebut dinilai cukup lama tetapi masih ada toleransi dari standart WHO tidak boleh lewat dari 14 hari.

Ia mengungkapkan protap di RSUD Pulang Pisau juga berubah selama merebaknya isu penyebaran virus Corona. Apabila ada pasien yang menderita batuk pilek disertai sesak nafas, maka langsung dipisahkan dan di tangan di IGD dan masuk dalam sebuah ruangan khusus. Hal itu dilakukan agar tidak menjadi masalah dan menghindari pasien yang mengalami gejala virus Corona berkumpul dalam jumlah banyak dengan pasien lainnya.

"Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri dalam upaya pencegahan. Seperti Disnakertrans juga pro aktif memantau karena berhubungan dengan keluar-masuknya pekerja dari luar daerah," kata dia.

Dikatakan Muliyanto, seperti pengawasan pada perusahaan PT Nagabhuana dan PT Graha Inti Jaya lebih diperketat. Sebagai antisipasi masuknya penyebaran virus karena salah satu perusahaan itu adalah anak perusahaan dari kota Solo yang mana daerah tersebut sudah ada yang terpapar virus Corona.

Baca juga: Seorang jurnalis terkena corona usai berbincang dengan istri Tom Hanks

Baca juga: Antisipasi corona, dua lapas tak buka layanan kunjungan bagi warga binaan