BPTP kembangkan kawasan pertanian padi berbasis korporasi di Kalteng

id Bptp kalteng, kalteng, kalimantan tengah, pertanian, berbasis korporasi, petani, gabah, padi, beras, pulang pisau, belanti siam, pandih batu

BPTP kembangkan kawasan pertanian padi berbasis korporasi di Kalteng

Kepala BPTP Kalteng Syamsuddin saat berinteraksi dengan petani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Pulang Pisau beberapa waktu lalu. (ANTARA/Ho-BPTP Kalteng)

Palangka Raya (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Tengah, berupaya mengembangkan kawasan pertanian berbasis korporasi di daerah yang dianggap potensial.

Kawasan pertanian berbasis korporasi, yaitu suatu model pertanian inovasi dalam kawasan yang dikembangkan dengan strategi pemberdayaan sekaligus mendorong petani menerapkan sistem korporasi, kata Kepala BPTP Kalteng Syamsuddin di Palangka Raya, Rabu.

"Untuk itu pihaknya melakukan survei lapangan, guna menentukan lokasi pegembangan kawasan tersebut," katanya.

Lokasi yang dipilih nantinya, yakni secara indikator memenuhi sejumlah persyaratan, baik dari aspek budidaya, produksi (hulu), aspek panen dan pasca panen (aspek hilir), adanya kelembagaan dan pemasaran yang perlu direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitasnya.

Syamsuddin menjelaskan, kawasan pertanian harus berbasis korporasi, dikarenakan pada masa sekarang, pertanian tidak bisa dikelola sendiri-sendiri oleh petani.

Perlu dukungan semua pihak, hingga petani bisa lebih kuat dalam bentuk korporasi petani dan berada dalam kawasan pertanian. Korporasi petani bisa membuka diversifikasi, pengolahan bahkan perluasan pasar dari komoditas yang dimiliki.

Alasan diharuskan berbentuk kawasan pertanian, karena dalam satu kawasan, secara agroklimat dan agrosistem hasilnya akan seragam, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, sehingga komoditasnya bisa berkembang secara berkelanjutan.

"Korporasi petani adalah kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain, dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki petani sehingga mereka punya posisi tawar atas produk yang dihasilkan," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Pulang Pisau dengan jumlah anggota 40 orang, rencananya akan menjadi titik ungkit kegiatan tersebut.

Desain kegiatan diharapkan dapat berkembang melalui tiga aspek usaha, mulai dari perbenihan padi, produksi gabah dan beras. Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang bersama dalam sistem korporasi.

Sementara itu Kepala BPP Pandih Batu Harjanti yang wilayah kerjanya termasuk Desa Belanti Siam menyatakan dukungannya, untuk menggerakkan penyuluh dan mantri tani guna mengembangkan kawasan pertanian berbasis korporasi di Pulang Pisau.

"Nantinya proyek percontohan di Desa Sumber Makmur menjadi model di kawasan pertanian di Pulang Pisau, sebagai kawasan pertanian nasional tanaman pangan di Kalteng," katanya menjelaskan.

Semua upaya itu, sesuai penggalan kalimat yang menjadi penyemangat ASN Kementerian Pertanian RI, yakni 'pertanian tak pernah berhenti dalam upaya mencukupi kebutuhan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia'. Untuk itulah BPTP Kalteng terus memotivasi petani maupun penyuluh dalam meningkatkan produksi pangan, meski di saat pandemi COVID-19.

Untuk diketahui, Desa Belanti Siam merupakan salah satu sentra produksi padi di Kalteng. Desa ini memiliki luas lahan pertanian padi sekitar 5 ribu hektare dan rata-rata per hektarenya bisa menghasilkan 6 ton gabah.

Sebagain besar petaninya telah menerapkan dua kali tanam (IP 200). Modernisasi pertanian telah berkembang, pengolahan lahan sampai dengan panen dan pasca panen, dilakukan petani menggunakan alat mesin pertanian.