Kuala Kurun (ANTARA) - Dua dari tiga orang yang dinyatakan hilang akibat terseret luapan Sungai Huoi di Desa Tumbang Mahuroi, Kecamatan Damang Batu di pedalaman Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah ditemukan meninggal dunia.
Kapolres Gumas AKBP Rudi Asriman dihubungi dari Kuala Kurun, Selasa mengatakan bahwa dua korban yang ditemukan meninggal dunia adalah perempuan yang akrab disapa Indu Kris atau Mama Kris dan seorang pria yakni Kundran.
“Kedua jenazah ini ditemukan pada hari Senin (20/4) di dua lokasi yang berbeda,” ucap Rudi.
Dia menyebut, Indu Kris merupakan warga Kabupaten Kotawaringin Timur, sedangkan Kundran merupakan warga Kabupaten Gumas.
Jenazah Indu Kris ditemukan oleh tim gabungan sekitar pukul 11.00 WIB. Jenazah Kundran ditemukan oleh warga di kubangan air, tepatnya di pinggir sungai Mahuroi, Desa Tumbang Mahuroi.
Warga yang menemukan jenazah Kundran awalnya datang melapor ke posko tim gabungan, pada pukul 15.00 WIB. Mendapat laporan tersebut, personel Polsek Kahayan Hulu Utara bersama kepala desa dan keluarga korban langsung mendatangi tempat kejadian perkara.
“Keluarga korban menyatakan bahwa korban yang ditemukan memang benar Kundran,” tuturnya.
Dia menjelaskan, dengan ditemukannya dua jenazah tersebut, maka secara keseluruhan sudah ada lima orang yang meninggal dunia akibat musibah banjir bandang akhir pekan lalu.
Tiga orang yang sebelumnya sudah ditemukan jenazahnya adalah Atet (28), Efra (5), dan Efran (4), semuanya warga Kabupaten Katingan, Kalteng. Untuk satu orang lainnya yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang adalah Kris (6), warga Kabupaten Kotim.
Sedangkan tiga warga yang selamat dari musibah tersebut adalah Tuan (35) dan Indu Toni atau Mama Toni (45), keduanya warga Kabupaten Katingan, serta Bapa Kris (32) warga Kabupaten Kotim.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga orang meninggal dunia dan tiga orang dinyatakan hilang akibat terseret luapan Sungai Huoi, saat hendak menyeberang dari pondok ke pemukiman warga.
Awalnya kesembilan orang tersebut tinggal di pondok, di Desa Tumbang Mahuroi. Pada Jumat (17/4) hujan deras sampai Sabtu (18/4). Sekitar pukul 01.00 WIB, mereka terbangun dan melihat pondok mereka dikelilingi air.
Panik karena pondok dikepung air, enam dari sembilan orang tadi memutuskan menyeberangi sungai, menuju pemukiman warga. Sedangkan sisanya yakni tiga orang memilih tetap bertahan di pondok.
Ternyata, musibah menimpa enam orang tersebut, karena alat transportasi air yang mereka gunakan terseret arus sungai.
Baca juga: Polres Gumas bagikan ratusan paket sembako untuk warga terdampak COVID-19
Baca juga: Kaum perempuan diajak jadikan Hari Kartini momentum tingkatkan peran lawan COVID-19