Jakarta (ANTARA) - Hati-hati jika Anda meninggalkan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di dalam mobil yang panas (dibiarkan terlalu lama di bawah sinar matahari sehingga suhu di dalamnya panas), karena membuat isi cairannya tak lagi efektif digunakan.
"Alkohol menguap dengan sangat cepat di udara. Saat menguap, konsentrasi relatif alkohol turun, seperti halnya kemampuan membunuh kumannya," kata Karen Dobos, PhD, seorang profesor di departemen mikrobiologi, imunologi dan patologi di Colorado State University.
Situasi ini semakin rumit jika ada bahan hidrogen peroksida. Sinar UV bereaksi dengan hidrogen peroksida dan mengubahnya menjadi air.
"Akibatnya, kedua bahan aktif jadi kurang efektif. Karena alasan ini, pembersih tangan tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung, atau ditinggalkan (dalam mobil) terutama di suhu yang hangat," tutur Dobos.
Baca juga: Jangan gunakan hand sanitizer saat akan membersihkan mobil
Di sisi lain, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga efektivitas pembersih tangan. Dobos merekomendasikan menyimpan pembersih tangan pada suhu 45-75 derajat Fahrenheit (7,2-24 derajat Celcius).
Jika Anda menyimpannya di mobil Anda, sebaiknya taruh di dalam di konsol tengah mobil asalkan Anda tidak meninggalkannya di sana sepanjang hari.
Anda juga dapat menggunakan trik sederhana untuk memeriksa pembersih tangan Anda masih efektif yakni melihat viskositas pembersih di dalam botol. Cairan harus bergerak di sekitar botol dengan mudah, dan relatif cepat kering setelah berada di tangan Anda.
Tetapi jika cairan justru menjadi tebal, atau membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering saat Anda menggunakannya daripada biasanya, saatnya untuk menggantinya.
Baca juga: 'Hand sanitizer' buatan sendiri, mampukah lawan virus dan kuman?
Mungkinkah pembersih tangan terbakar jika ditinggalkan di dalam mobil yang panas? Tidak mungkin.
"Bahan aktif dalam kebanyakan pembersih tangan adalah etanol. Ini jenis alkohol yang sama dengan yang ada dalam anggur, bir, dan minuman keras — hanya pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi (sekitar 70 persen yang merupakan potensi yang diperlukan untuk menonaktifkan virus corona)," tutur William L. Schreiber, PhD, ketua departemen kimia dan fisika serta koordinator laboratorium medis di Monmouth University.
Etanol memiliki titik didih yang jauh lebih rendah daripada air artinya memanas hingga titik didih jauh lebih cepat daripada air.
Zat ini juga memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada air, yang berarti lebih cepat menguap pada suhu berapa pun, demikian seperti dilansir Health.
Baca juga: Menggunakan 'hand sanitizer' berlebihan justru berisiko terinfeksi corona
Baca juga: Inilah cara sederhana membuat hand sanitizer guna mencegah corona
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat menggunakan 'Hand sanitizer'