Wamenhan sebut tiga tanaman ketahanan pangan jadi peluang investasi di Bartim
Tamiang Layang (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, tiga jenis tanaman yakni padi, jagung dan singkong bisa dijadikan investasi pangan untuk ketahanan pangan di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.
“Kita ke sini untuk melihat potensi tanaman pangan yang ada di wilayah Kabupaten Bartim, dan juga manfaat ekonomi bagi masyarakat Bartim,” kata Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau lokasi ketahanan pangan di Desa Harara Kecamatan Dusun Timur, Rabu.
Menurutnya, luas lahan yang dimiliki diharapkan bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk ketahanan pangan, dalam arti pertanian secara luas. Jika tersedianya lahan satu juta hektare, sebanyak itu yang akan dipergunakan untuk ketahanan pangan.
Wahyu juga membawa Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, untuk meneliti kondisi dan potensi lingkungan serta pengendalian dampak lingkungannya.
“Berkaitan status lahan areal penggunaan lain atau APL, kita juga akan koordinasikan dengan instansi terkait yang ahli di bidangnya,” kata Wahyu.
Wahyu mengakui membawa beberapa ahli di bidang ekonomi, lingkungan, pertanian dan tanaman yang tujuannya untuk bisa mengonversikan tanaman di atas lahan yang ada menjadi lahan ketahanan pangan.
“Mereka ahli akan mengkaji nilai ekonominya apakah akan lebih besar atau tidak setelah dikonversikan. Jika nilai ekonominya tidak lebih besar, kita tidak melakukannya,” kata Wahyu.
Jika nilai ekonominya besar, maka akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar lokasi program ketahanan pangan, yakni bagi warga Bartim sendiri.
Bupati Bartim Ampera AY Mebas menyabut baik kedatangan Wamenhan Sakti WahyuTrenggono dan Wamen LHK Alue Dohong beserta rombongan. Menurutnya, menciptakan ketahanan pangan merupakan salah satu program Pemkab Bartim sebagai penyangga pangan Ibu Kota Negara baru.
“Daerah kita memiliki potensi untuk dikembangkan ketahanan pangan, khususnya untuk menyangga ketahanan pangan ibu kota negara baru nanti,” demikian Ampera.
Baca juga: Kampung Tangguh untuk memotivasi ketahanan pangan di Bartim, kata bupati
Baca juga: Legislator Bartim berharap Sekda baru lebih baik
“Kita ke sini untuk melihat potensi tanaman pangan yang ada di wilayah Kabupaten Bartim, dan juga manfaat ekonomi bagi masyarakat Bartim,” kata Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau lokasi ketahanan pangan di Desa Harara Kecamatan Dusun Timur, Rabu.
Menurutnya, luas lahan yang dimiliki diharapkan bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk ketahanan pangan, dalam arti pertanian secara luas. Jika tersedianya lahan satu juta hektare, sebanyak itu yang akan dipergunakan untuk ketahanan pangan.
Wahyu juga membawa Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, untuk meneliti kondisi dan potensi lingkungan serta pengendalian dampak lingkungannya.
“Berkaitan status lahan areal penggunaan lain atau APL, kita juga akan koordinasikan dengan instansi terkait yang ahli di bidangnya,” kata Wahyu.
Wahyu mengakui membawa beberapa ahli di bidang ekonomi, lingkungan, pertanian dan tanaman yang tujuannya untuk bisa mengonversikan tanaman di atas lahan yang ada menjadi lahan ketahanan pangan.
“Mereka ahli akan mengkaji nilai ekonominya apakah akan lebih besar atau tidak setelah dikonversikan. Jika nilai ekonominya tidak lebih besar, kita tidak melakukannya,” kata Wahyu.
Jika nilai ekonominya besar, maka akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar lokasi program ketahanan pangan, yakni bagi warga Bartim sendiri.
Bupati Bartim Ampera AY Mebas menyabut baik kedatangan Wamenhan Sakti WahyuTrenggono dan Wamen LHK Alue Dohong beserta rombongan. Menurutnya, menciptakan ketahanan pangan merupakan salah satu program Pemkab Bartim sebagai penyangga pangan Ibu Kota Negara baru.
“Daerah kita memiliki potensi untuk dikembangkan ketahanan pangan, khususnya untuk menyangga ketahanan pangan ibu kota negara baru nanti,” demikian Ampera.
Baca juga: Kampung Tangguh untuk memotivasi ketahanan pangan di Bartim, kata bupati
Baca juga: Legislator Bartim berharap Sekda baru lebih baik