Relawan rutin basahi lahan gambut Kotim cegah kebakaran
Sampit (ANTARA) - Mulai terjadinya kebakaran lahan membuat semua pihak di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meningkatkan kewaspadaan, seperti yang dilakukan oleh sejumlah relawan yang secara rutin membasahi lahan gambut agar tidak mudah terbakar.
"Hampir setiap hari saat cuaca sedang panas, kami melakukan pembasahan di lahan gambut dengan cara menyiraminya. Ini sebagai antisipasi untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan," kata Ketua Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit, Adi Wahyudi di Sampit, Minggu.
Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit merupakan kelompok relawan yang terdiri dari puluhan anak muda dari berbagai latar belakang profesi yang peduli membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Komunitas relawan ini sudah aktif beberapa tahun terakhir membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Mereka beroperasi secara swadaya dan atas panggilan hati untuk membantu menghindarkan daerah ini dari bencana kebakaran lahan dan kabut asap.
Saat ini potensi kebakaran lahan dinilai semakin meningkat seiring berkurangnya curah hujan. Dalam kondisi seperti ini, gambut mudah kering sehingga mudah terbakar, padahal pemadamannya cukup sulit karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan tanah sudah padam.
Untuk memadamkan kebakaran lahan gambut diperlukan penyiraman berulang-ulang sampai tanah gambut benar-benar basah sehingga api di dalam tanah juga mati.
Baca juga: KPU Kotim minta masyarakat tidak takut datang ke TPS
Untuk itulah Wahyudi bersama rekan-rekannya berinisiatif membasahi lahan gambut secara rutin untuk mencegah kebakaran lahan gambut. Kegiatan itu mereka lakukan, khususnya di lokasi-lokasi yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Upaya pembasahan gambut ini cukup terbantu oleh sumur bor yang dibuat Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2019. Ada 37 titik sumur bor yang bisa mereka manfaatkan untuk memudahkan penyiraman gambut maupun memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
"Mudah-mudahan dengan dibasahi seperti itu, lahan gambut tidak mudah terbakar sehingga bencana kabut asap tidak sampai terjadi. Pembasahan lahan sangat terbantu oleh keberadaan sumur bor tersebut," kata Adi Wahyudi.
Adi Wahyudi menegaskan komitmen dan konsistensi komunitas mereka membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Mereka terus bergerak, tentunya atas koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Baca juga: Bawaslu Kotim ajak organisasi masyarakat dan media massa awasi pilkada
Baca juga: Mahasiswa Kotim pilih renungan suci dan doa bersama di DPRD
Baca juga: Bawaslu Kotim beri teguran tertulis peserta pilkada pelanggar protokol kesehatan
"Hampir setiap hari saat cuaca sedang panas, kami melakukan pembasahan di lahan gambut dengan cara menyiraminya. Ini sebagai antisipasi untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan," kata Ketua Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit, Adi Wahyudi di Sampit, Minggu.
Komunitas Milenial Tanggap Bencana Sampit merupakan kelompok relawan yang terdiri dari puluhan anak muda dari berbagai latar belakang profesi yang peduli membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Komunitas relawan ini sudah aktif beberapa tahun terakhir membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Mereka beroperasi secara swadaya dan atas panggilan hati untuk membantu menghindarkan daerah ini dari bencana kebakaran lahan dan kabut asap.
Saat ini potensi kebakaran lahan dinilai semakin meningkat seiring berkurangnya curah hujan. Dalam kondisi seperti ini, gambut mudah kering sehingga mudah terbakar, padahal pemadamannya cukup sulit karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan tanah sudah padam.
Untuk memadamkan kebakaran lahan gambut diperlukan penyiraman berulang-ulang sampai tanah gambut benar-benar basah sehingga api di dalam tanah juga mati.
Baca juga: KPU Kotim minta masyarakat tidak takut datang ke TPS
Untuk itulah Wahyudi bersama rekan-rekannya berinisiatif membasahi lahan gambut secara rutin untuk mencegah kebakaran lahan gambut. Kegiatan itu mereka lakukan, khususnya di lokasi-lokasi yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Upaya pembasahan gambut ini cukup terbantu oleh sumur bor yang dibuat Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2019. Ada 37 titik sumur bor yang bisa mereka manfaatkan untuk memudahkan penyiraman gambut maupun memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
"Mudah-mudahan dengan dibasahi seperti itu, lahan gambut tidak mudah terbakar sehingga bencana kabut asap tidak sampai terjadi. Pembasahan lahan sangat terbantu oleh keberadaan sumur bor tersebut," kata Adi Wahyudi.
Adi Wahyudi menegaskan komitmen dan konsistensi komunitas mereka membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Mereka terus bergerak, tentunya atas koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Baca juga: Bawaslu Kotim ajak organisasi masyarakat dan media massa awasi pilkada
Baca juga: Mahasiswa Kotim pilih renungan suci dan doa bersama di DPRD
Baca juga: Bawaslu Kotim beri teguran tertulis peserta pilkada pelanggar protokol kesehatan