Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 Sukamara capai 50 persen lebih

id Pemkab sukamara, sukamara, bupati windu subagio,Covid 19 sukamara

Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 Sukamara capai 50 persen lebih

Bupati Sukamara, Windu Subagio. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Sukamara (ANTARA) - Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Windu Subagio menjelaskan, tingkat kesembuhan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah setempat terus mengalami peningkatan hingga 50 persen lebih.

“Alhamdulillah, semua pasien yang terkonfirmasi sebelumnya memang tidak menunjukkan gejala klinis, hanya ada beberapa saja yang secara spesifik sempat kehilangan indra penciumannya,” katanya di Sukamara, Rabu.

Pasien tersebut rata-rata orang tanpa gejala atau OTG, jadi sesuai mekanismenya dilakukan karantina secara mandiri di rumah sakit perluasan maupun di rumah saja, tetapi dengan pengawasan ketat dan terus dilakukan terapi, serta didorong berolahraga setiap hari oleh petugas kesehatan.

“Kita ketahui, hingga saat ini sudah 43 orang terkonfirmasi positif COVID-19, namun hasil pemeriksaan dari sampel swab yang dikirim kembali, sebanyak 25 orang sudah dinyatakan sembuh,” ungkapnya.

Memang masih ada sekitar 18 orang yang tetap dinyatakan positif COVID-19. Saat ini telah dikirim kembali hasil swab semua pasien tersebut, diharapkan adanya kabar baik yang akan kembali diterima.

Pihaknya berharap, dengan penanganan secara intensif yang dilakukan tim medis, membuat tingkat kesembuhan terus menunjukkan tren lebih baik lagi.

"Kami harapkan, hasil sampel swab yang dikirim ini ada beberapa pasien lagi yang dinyatakan sembuh atau negatif,” jelas Windu.

Lebih lanjut ia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan maupun menjaga jarak (3M). Pihaknya juga terus mensosialisasikan hal itu secara masif.

“Secara psikologis, tampaknya masyarakat sudah lebih siap dan mulai memahami bagaimana cara menjaga diri supaya terhindar dari virus ini," katanya.

Menurutnya, secara logika hal tersebut akan sangat sulit dihindari, terutama untuk kluster keluarga. Jadi, pada intinya jangan panik dan tetap disiplin menerapakan pola dan kebiasaan hidup baru, terpenting yakni selalu disiplin protokol kesehatan.