Vaksinasi COVID-19 di Kotim segera menyasar petugas pelayanan publik
Sesuai arahan Kementerian Kesehatan, kami sedang mendata petugas pelayanan publik yang akan divaksin seperti dari TNI, Polri, ASN dan instansi vertikal, ditambah pelayanan publik swasta
Sampit (ANTARA) - Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, segera menyasar petugas pelayanan publik instansi pemerintah dan swasta.
"Sesuai arahan Kementerian Kesehatan, kami sedang mendata petugas pelayanan publik yang akan divaksin seperti dari TNI, Polri, ASN dan instansi vertikal, ditambah pelayanan publik swasta," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Senin.
Pendataan dilakukan berkoordinasi dengan instansi, organisasi atau kelompok pelayanan publik masing-masing. Langkah ini supaya pendataan bisa lebih cepat karena pemerintah daerah hanya diberi waktu tujuh hari sejak surat diterima pada Jumat pekan lalu.
Tempat pelayanan publik seperti pasar dan organisasi pelayanan publik seperti Organda dan lainnya juga akan didata. Pelayanan publik diprioritaskan setelah vaksinasi terhadap tenaga kesehatan karena mereka melakukan pelayanan sehingga juga rentan tertular maupun menularkan COVID-19.
Data tersebut nantinya akan diintegrasikan ke dalam aplikasi yang sudah tersedia menggunakan nomor induk kependudukan. Multazam berharap semua sudah rampung paling lambat 16 Februari nanti.
"Nanti untuk pelaksanaannya, kita tunggu arahan selanjutnya. Tentunya sambil menunggu kiriman vaksinnya juga. Kita dapat jatah hampir 300.000 vial vaksin. Mudah-mudahan bisa cepat datang, minimal separuhnya," harap Multazam.
Sementara itu terkait vaksinasi terhadap tenaga kesehatan, saat ini masih berjalan. Hingga Senin pukul 15.00 WIB, populasi 2.583 orang, terdiri dari 1.661 orang registrasi ulang, 1.413 orang di antaranya sudah divaksin atau 54,70 persen dan 240 orang ditunda.
Rencananya Rabu (10/2) mulai dilakukan vaksin kedua, dimulai dari para pimpinan daerah. Pelaksanaannya akan disesuaikan jadwal para pejabat tersebut, kemudian disusul tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksin pertama untuk mengikuti vaksin kedua.
Baca juga: Legislator Kotim apresiasi Desa Eka Bahurui percontohan 'Lewu Isen Mulang'
"Setiap orang divaksin sebanyak dua kali dengan tentang waktu sekitar 14 hari. Dengan jumlah vaksin 6.000 yang sudah kita terima, itu sudah mencukupi untuk tenaga kesehatan," kata Multazam.
Multazam menyebutkan, kesadaran tenaga kesehatan untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 sudah bagus. Jika ada satu atau dua orang yang terkesan menghindar karena ketakutan, hal itu dinilai wajar namun akan dilakukan pendekatan agar segera mengikuti vaksin.
Sementara itu sebagian terpaksa ditunda vaksinasinya karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Sebagian dari mereka diduga gugup dan tekanan darahnya naik sehingga belum bisa divaksin COVID-19.
Sejauh ini juga tidak ada keluhan berat maupun kejadian ikutan pasca imunisasi atau (KIPI). Beberapa orang hanya mengeluh demam dan mengantuk, namun setelah beristirahat, kondisi mereka kembali bugar.
Baca juga: Pos lapangan efektif kurangi potensi karhutla di Kotim
"Sesuai arahan Kementerian Kesehatan, kami sedang mendata petugas pelayanan publik yang akan divaksin seperti dari TNI, Polri, ASN dan instansi vertikal, ditambah pelayanan publik swasta," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Senin.
Pendataan dilakukan berkoordinasi dengan instansi, organisasi atau kelompok pelayanan publik masing-masing. Langkah ini supaya pendataan bisa lebih cepat karena pemerintah daerah hanya diberi waktu tujuh hari sejak surat diterima pada Jumat pekan lalu.
Tempat pelayanan publik seperti pasar dan organisasi pelayanan publik seperti Organda dan lainnya juga akan didata. Pelayanan publik diprioritaskan setelah vaksinasi terhadap tenaga kesehatan karena mereka melakukan pelayanan sehingga juga rentan tertular maupun menularkan COVID-19.
Data tersebut nantinya akan diintegrasikan ke dalam aplikasi yang sudah tersedia menggunakan nomor induk kependudukan. Multazam berharap semua sudah rampung paling lambat 16 Februari nanti.
"Nanti untuk pelaksanaannya, kita tunggu arahan selanjutnya. Tentunya sambil menunggu kiriman vaksinnya juga. Kita dapat jatah hampir 300.000 vial vaksin. Mudah-mudahan bisa cepat datang, minimal separuhnya," harap Multazam.
Sementara itu terkait vaksinasi terhadap tenaga kesehatan, saat ini masih berjalan. Hingga Senin pukul 15.00 WIB, populasi 2.583 orang, terdiri dari 1.661 orang registrasi ulang, 1.413 orang di antaranya sudah divaksin atau 54,70 persen dan 240 orang ditunda.
Rencananya Rabu (10/2) mulai dilakukan vaksin kedua, dimulai dari para pimpinan daerah. Pelaksanaannya akan disesuaikan jadwal para pejabat tersebut, kemudian disusul tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksin pertama untuk mengikuti vaksin kedua.
Baca juga: Legislator Kotim apresiasi Desa Eka Bahurui percontohan 'Lewu Isen Mulang'
"Setiap orang divaksin sebanyak dua kali dengan tentang waktu sekitar 14 hari. Dengan jumlah vaksin 6.000 yang sudah kita terima, itu sudah mencukupi untuk tenaga kesehatan," kata Multazam.
Multazam menyebutkan, kesadaran tenaga kesehatan untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 sudah bagus. Jika ada satu atau dua orang yang terkesan menghindar karena ketakutan, hal itu dinilai wajar namun akan dilakukan pendekatan agar segera mengikuti vaksin.
Sementara itu sebagian terpaksa ditunda vaksinasinya karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Sebagian dari mereka diduga gugup dan tekanan darahnya naik sehingga belum bisa divaksin COVID-19.
Sejauh ini juga tidak ada keluhan berat maupun kejadian ikutan pasca imunisasi atau (KIPI). Beberapa orang hanya mengeluh demam dan mengantuk, namun setelah beristirahat, kondisi mereka kembali bugar.
Baca juga: Pos lapangan efektif kurangi potensi karhutla di Kotim