Pasutri ini gelar resepsi di tempat sampah

id Warga Duren Sawit,resepsi di tempat sampah,Pasutri ini gelar resepsi di tempat sampah

Pasutri ini gelar resepsi di tempat sampah

Mempelai berpose di depan keluarga saat menggelar resepsi pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus)

Jakarta (ANTARA) - Warga Duren Sawit, Jakarta Timur, menggelar resepsi pernikahan dengan protokol kesehatan (prokes) ketat di depo pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggal mereka, Rabu.

"Tidak ada undangan buat teman atau tetangga, hanya acara nikah dan selamatan sama keluarga aja," kata orang tua mempelai pria, Sugino (58), di Jakarta.

Gino mengatakan kegiatan resepsi pasangan Rudy dan Ratna digelar secara sederhana dengan memanfaatkan depo pengolahan sampah di RW 09 Malaka Selatan, RW 09 Kelurahan Pondok Kelapa Duren Sawit.

Pemanfaatan depo pengolahan sampah dikarenakan keterbatasan tempat karena tempat tinggal mempelai yang tidak jauh dari depo sampah relatif sempit.

Sementara untuk pemesanan tempat resepsi di tengah pandemi COVID-19 sangat sulit dilakukan.

Baca juga: Kejutan dari istri Kasad untuk ajudan yang menikah

"Baru pertama dilakukan (pernikahan) karena depo sudah bisa dimanfaatkan. Depo sampah sekarang sudah cakap, walaupun tempat sampah tapi bisa dimanfaatkan jadi tempat semacam ini," katanya.

Prosedur perizinan ditempuh Gino melalui pengurus RT dan RW setempat setelah memastikan seluruh protokol kesehatan terlaksana.
Keluarga mempelai pengantin berinteraksi dengan menjaga jarak saat resepsi pernikahan yang digelar di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur,
Keluarga mempelai pengantin berinteraksi dengan menjaga jarak saat resepsi pernikahan yang digelar di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (10/2/202). (ANTARA/Andi Firdaus)


Pada bangunan seluas 250 meter persegi yang menjadi singgasana mempelai tidak tampak ceceran sampah. Sebab, sampah buangan warga dari wilayah kelurahan setempat langsung diolah setiap hari menjadi pupuk kompos maupun bijih plastik.

Baca juga: Saat yang tepat untuk menikah bebas ruwet

Pernikahan Rudy dan Ratna hanya dihadiri belasan tamu yang merupakan keluarga dekat dari kedua pihak.

Pengantin maupun keluarga tetap tampil mengenakan busana resmi seperti kebaya Jawa lengkap dengan riasan wajah. Mereka berinteraksi dengan menjaga jarak.

"Orang tua yang urus. Kita sepakat tidak undang banyak orang dan yang datang juga patuh pada protokol kesehatan dan gak banyak orang juga," kata Rudy.

Menurut Rudy pernikahan di Depo Pengolahan Sampah Duren Sawit baru kali ini digelar. "Ini baru sih dan tidak mengganggu distribusi sampah warga juga," katanya.

Acara resepsi dan selamatan pengantin berlangsung lebih kurang dua jam. Tamu yang datang dicek suhu, diberikan sarung tangan plastik serta masker sebagai cinderamata.

Tersedia pula tempat mencuci tangan di pintu masuk depo lengkap dengan cairan pembersih tangan.

Baca juga: Persiapan kesehatan yang harus dilakukan sebelum menikah

Baca juga: Kenakan gaun tua Ratu Elizabeth, Putri Beatrice menikah diam-diam

Baca juga: Seorang waria jadi tersangka penipuan karena menikah dengan pria