Sampit (ANTARA) - Struktur tanah di Kabupaten Kotawaringin Timur dinilai sangat cocok untuk budidaya tanaman porang, bahkan hasilnya sangat memuaskan sehingga bisa menjadi potensi baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Masyarakat jangan ragu membudidayakan porang di daerah ini. Kami sudah mencoba menanam porang di tanah gambut, pasir dan timbunan, hasilnya semuanya bagus," kata Ketua Pengurus Daerah Asuhan Pemberdayaan Porang Indonesia (Aspeporin) Kabupaten Kotawaringin Timur, Boyadianto di Sampit, Jumat.
Aspeporin Kotawaringin Timur memperkenalkan porang dalam 'Kotim Fair' yang berlangsung sejak Jumat hingga Minggu. Mereka mengajak masyarakat memanfaatkan lahan untuk menanam porang karena hasilnya sangat menguntungkan.
Tanaman porang merupakan jenis umbi-umbian yang dikenal dengan nama 'iles-iles'. Porang termasuk ke dalam spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman porang juga dapat dimakan karena masih serumpun dengan suweg dan walur.
Porang merupakan komoditas ekspor yang di antaranya digunakan untuk bahan pembuatan kosmetik, tepung baku, lem dan lainnya. Budidaya porang tidak sulit karena hanya memerlukan pupuk kandang.
Di stan Aspeporin Kotawaringin Timur, mereka memamerkan porang hasil panen anggota mereka, salah satunya yang berbobot 9,5 kilogram dengan masa tanam dua musim. Hasil itu dinilai sangat bagus dan membuktikan bahwa tanah di Kotawaringin Timur sangat cocok untuk budidaya porang.
Boyadianto menyebutkan, saat ini sudah ada petani di Kecamatan Parenggean yang membudidayakan porang dengan luas puluhan hektare. Satu hektare lahan bisa ditanami hingga 30.000 pohon porang dengan estimasi satu pohon bisa menghasilkan sekitar Rp300.000.
Baca juga: Legislator ini sarankan Kotim tiru kebijakan pemulihan ekonomi Palangka Raya
Saat ini harga porang di Pulau Jawa sekitar Rp14.000 per kilogram. Boyadianto mendorong petani membudidayakan porang karena hasilnya menguntungkan dan dia sendiri juga mulai menjadi pengepul porang.
"Kami berharap pemerintah daerah mendorong dan membantu petani membudidayakan porang karena hasilnya menguntungkan. Mungkin pemerintah daerah bisa membantu bibit gratis kepada petani," kata Boyadianto kepada Bupati Kotawaringin Timur yang berkunjung ke stan Aspeporin.
Sementara itu, Supian Hadi mengaku sangat tertarik dengan potensi budidaya porang. Dirinya meminta ini ditindaklanjuti Dinas Pertanian untuk melihat potensi budidaya porang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Tadi katanya satu pohon bisa menghasilkan Rp300.000. Kalau berhasil, dalam satu hektare saja petani bisa dapat hasil yang sangat besar. Saya minta ini menjadi perhatian Dinas Pertanian," demikian Supian Hadi.
Baca juga: Berdampak positif, 'Kotim Fair' akan digelar tiap tiga bulan