Warga Bartim diimbau waspada DBD

id Warga Bartim diimbau waspada DBD, Kalteng, Bartim, barito timur

Warga Bartim diimbau waspada DBD

Kepala Dinkes Bartim dr Jimmi WS Hutagalung. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Tamiang Layang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat melalui 11 Puskesmas, agar mewaspadai potensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim hujan.

"Potensi perkembangan nyamuk aedes aegypti meningkat pada saat musim hujan. Karena itu diperlukan kewaspadaan karena nyamuk tersebut bisa membawa virus penyakit DBD,” kata Kepala Dinkes Bartim, Jimmi WS Hutagalung di Tamiang Layang, Kamis.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue tipe 1-4. Virus ini ditularkan gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus, yang sebelumnya terinfeksi virus dengue dari penderita DBD lainnya. Umumnya nyamuk jenis betina yang membawa virusnya.

Nyamuk DBD betina biasanya menggigit atau menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein sebagai bakal telur dan berkembang biak dalam waktu yang tidak begitu lama.

Menurut Jimmi, penyakit DBD bisa menyebabkan penderita meninggal dunia, sama halnya dengan terinfeksi virus COVID-19.

“Untuk itu, seluruh warga diingatkan kembali untuk bisa mencegah secara dini serangan penyakit itu dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta disiplin protokol kesehatan agar terhindar dari COVID-19,” kata Jimmi.

Penerapan PHBS dan protokol kesehatan dapat menghindarkan siapa saja dari berbagai ancaman penyakit-penyakit yang mengancam.

Penerapan PHBS dan protokol kesehatan dimulai dari keluarga kecil hingga lingkungan warga, baik dengan melakukan pembersihan lingkungan sekitar tempat tinggal hingga lingkungan permukiman tinggal secara bergotong royong.

Dalam upaya mendisiplinkan masyarakat menerapkan PHBS dan protokol kesehatan, Dinkes Bartim mendorong seluruh puskesmas untuk gencar mengedukasi masyarakat hingga pelosok desa.

Dengan demikian, upaya yang dilaksanakan dapat menghindarkan warga dari ancaman penyakit-penyakit yang mematikan dan dapat merugikan semua pihak.

“Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi daerah yakni mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan sejahtera, serta mewujudkan program nasional yakni Indonesia sehat,” demikian Jimmi.

Baca juga: Masyarakat Bartim diminta tak lengah terkait karhutla