Pemda Kalteng diminta dukung dan bantu usaha sarang burung walet
Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kalimantan Tengah Rusita Irma mengingatkan sekaligus meminta pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, memberikan dukungan sekaligus membantu berkembangnya usaha sarang burung walet.
Sekarang ini jumlah bangunan yang dijadikan sarang burut walet di provinsi ini terus mengalami peningkatan dan bisa sebagai alternatif perekonomian masyarakat, kata Irma di Palangka Raya, kemarin.
"Sarang walet ini membuat masyarakat punya penghasilan yang lumayan. Syukur-syukur masyarakat bisa sejahtera, karena kita ketahui harga sarang burung walet sekarang ini lumayan mahal," tambahnya.
Adapun bentuk dukungan dan bantuan bisa dilakukan pemerintah yakni, mempermudah pengurusan izin mendirikan bangunan sarang burung walet, tidak menarik retribusi yang terlalu mahal, dan menjalin komunikasi ke berbagai pihak yang berkaitan dengan sarang burung walet, serta lainnya.
Anggota Komisi 1 DPRD Kalteng itu mengatakan usaha sarang burung walet merupakan usaha alternatif yang mulai dilirik oleh masyarakat sebagai pengganti usaha lainnya, baik itu getah pohon karet, rotan, kelapa sawit, kayu, pertanian ataupun tambang.
"Jadi ya memang sangat perlu diberikan dukungan oleh pemerintah. Apalagi sekarang ini masih dilanda pandemi COVID-19, usaha sarang burung walet ini bisa menjadi salah satu usaha membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Irma.
Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kalteng Lohing Simon mendorong pemerintah di provinsi ini membantu masyarakat menjadikan usaha sarang burung walet mampu membawa dampak positif terharap peningkatan ekonomi.
"Tidak hanya itu, keberadaan usaha burung walet dapat menjadi salah satu lapangan usaha, lapangan kerja dan pendorong peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata dia.
Baca juga: Kalteng terancam kehilangan 21 ribu hektare akibat tata batas
Lohing mengatakan Kalteng merupakan provinsi paling besar penghasil sarang burung walet. Hanya saja, harganya masih bisa dipermainkan oleh pengepul dari luar pulau.
"Ke depan diharapkan adanya industri yang dibangun di Kalteng dengan bahan baku sarang walet, sehingga tidak lagi di bawa keluar," katanya.
Dia meyakini dengan adanya pabrik atau industri di Kalteng tersebut harga bisa dikendalikan, dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan usaha, lapangan kerja dan PAD.
"Animo masyarakat membangun sarang burung walet cukup tinggi, karena hasilnya cukup menjanjikan," demikian Lohing.
Baca juga: Prihatin dengan stok darah, Ketua DPRD Kalteng inisiasi donor darah
Baca juga: Pemkot Palangka Raya naikkan target PAD sarang walet 316 persen lebih
Baca juga: Baru 109 usaha sarang walet di Kotim rutin bayar pajak
Baca juga: Pencuri sarang walet dikepung saat beraksi
Sekarang ini jumlah bangunan yang dijadikan sarang burut walet di provinsi ini terus mengalami peningkatan dan bisa sebagai alternatif perekonomian masyarakat, kata Irma di Palangka Raya, kemarin.
"Sarang walet ini membuat masyarakat punya penghasilan yang lumayan. Syukur-syukur masyarakat bisa sejahtera, karena kita ketahui harga sarang burung walet sekarang ini lumayan mahal," tambahnya.
Adapun bentuk dukungan dan bantuan bisa dilakukan pemerintah yakni, mempermudah pengurusan izin mendirikan bangunan sarang burung walet, tidak menarik retribusi yang terlalu mahal, dan menjalin komunikasi ke berbagai pihak yang berkaitan dengan sarang burung walet, serta lainnya.
Anggota Komisi 1 DPRD Kalteng itu mengatakan usaha sarang burung walet merupakan usaha alternatif yang mulai dilirik oleh masyarakat sebagai pengganti usaha lainnya, baik itu getah pohon karet, rotan, kelapa sawit, kayu, pertanian ataupun tambang.
"Jadi ya memang sangat perlu diberikan dukungan oleh pemerintah. Apalagi sekarang ini masih dilanda pandemi COVID-19, usaha sarang burung walet ini bisa menjadi salah satu usaha membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Irma.
Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kalteng Lohing Simon mendorong pemerintah di provinsi ini membantu masyarakat menjadikan usaha sarang burung walet mampu membawa dampak positif terharap peningkatan ekonomi.
"Tidak hanya itu, keberadaan usaha burung walet dapat menjadi salah satu lapangan usaha, lapangan kerja dan pendorong peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata dia.
Baca juga: Kalteng terancam kehilangan 21 ribu hektare akibat tata batas
Lohing mengatakan Kalteng merupakan provinsi paling besar penghasil sarang burung walet. Hanya saja, harganya masih bisa dipermainkan oleh pengepul dari luar pulau.
"Ke depan diharapkan adanya industri yang dibangun di Kalteng dengan bahan baku sarang walet, sehingga tidak lagi di bawa keluar," katanya.
Dia meyakini dengan adanya pabrik atau industri di Kalteng tersebut harga bisa dikendalikan, dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan usaha, lapangan kerja dan PAD.
"Animo masyarakat membangun sarang burung walet cukup tinggi, karena hasilnya cukup menjanjikan," demikian Lohing.
Baca juga: Prihatin dengan stok darah, Ketua DPRD Kalteng inisiasi donor darah
Baca juga: Pemkot Palangka Raya naikkan target PAD sarang walet 316 persen lebih
Baca juga: Baru 109 usaha sarang walet di Kotim rutin bayar pajak
Baca juga: Pencuri sarang walet dikepung saat beraksi