Pemkot belum pastikan pasar Ramadhan ada atau tidak di Palangka Raya

id Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah ,Wali Kota Palangka Raya,Fairid Naparin,Palangka Raya,Kota Palangka Raya,pasar ramadhan

Pemkot belum pastikan pasar Ramadhan ada atau tidak di Palangka Raya

Wali Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Fairid Naparin saat wawancara dengan sejumlah wartawan usai menghadiri kegiatan di kota setempat, beberapa waktu lalu. ANTARA/Adi Wibowo

Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah menjelang bulan suci Ramadhan 1442 Hijriyah melalui instansi terkaitnya belum memastikan pasar Ramadhan dilaksanakan atau tidak.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Rabu, mengatakan, memang ada atau tidaknya pasar Ramadhan tahun ini belum diputuskan secara resmi, karena penyebaran COVID-19 di kota setempat cukup tinggi.

"Kita lihat situasi nantinya, karena penyebaran wabah tersebut dalam dua minggunya selalu berubah-ubah makanya kami tidak bisa putuskan sekarang. Kami akan melihat situasi dan kondisi lainnya apakah bisa atau bagaimana nantinya," kata Fairid.

Kepala Daerah termuda se-Kalteng tersebut menjelaskan, pemkot selama ini juga sudah meminta masyarakat untuk memaksimalkan E-Catalog lokal dan Mbismarket yang sudah disediakan oleh pemkot setempat.

Pemanfaatan digitalisasi di zaman sekarang ini dalam gencar menjual produknya secara digital atau dalam jaringan (online), hal tersebut adalah salah satu solusi ketika pasar Ramadhan tidak diadakan.

"Saran saya pelaku usaha baik itu kuliner ketika di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, harus piawai dalam memanfaatkan keadaan salah satunya memanfaatkan produknya kepada masyarakat melalui medsos agar laku di pasaran," ucapnya.

Baca juga: DPRD sarankan pemkot Palangka Raya tetap adakan pasar Ramadhan

Dalam waktu dekat pihak pemkot juga akan mengatur jalannya ibadah shalat tarawih dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang benar, karena hal tersebut bertujuan untuk menekan penyebaran angka virus yang selama ini sangat meresahkan masyarakat.

Kemudian, sambung Fairid, dengan adanya sejumlah orang yang berkumpul belum tentu menimbulkan kluster, tetapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi.

"Karena orang yang datang dan berkumpul itu kita tidak mengetahui ia dari mana. Nah maka dari itu penerapan protokol kesehatan wajib diterapkan menghindari hal tersebut," bebernya.

Berdasarkan pantauan di lapangan pada tertanggal 31 Maret 2021, pasien yang menjalani perawatan karena positif COVID-19 di Palangka Raya berada di angka 997, sedangkan sembuh berada di angka 3.402 dan meninggal dunia sebanyak 141 orang.

Baca juga: Mantri BRI Palangka Raya bantu pelaku UMKM berkembang

Baca juga: BRI siapkan CSR dukung pembangunan sektor pariwisata Palangka Raya

Baca juga: Perlu ketegasan dalam penerapan larangan mudik, kata Ketua DPRD Palangka Raya