Tiga kabupaten di NTT alami dampak bencana terbesar

id NTT,bencana alam,Tiga kabupaten di NTT alami dampak bencana terbesar,Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi,Josef Nae Soi,bencana alam NTT

Tiga kabupaten di NTT alami dampak bencana terbesar

Seorang bocah membawa karung berisi bantuan logistik untuk korban tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (8/4/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi menyebutkan dampak bencana alam terbesar di provinsi berbasis kepulauan itu terjadi di tiga kabupaten.

"Ada tiga kabupaten yang terdampak bencana terbesar di NTT, dan saat ini sedang dalam penanganan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat.

Tiga kabupaten itu, ujar dia, tersebar di Kabupaten Alor, Kabupaten Flores Timur yakni di desa Nelelamadike dan Waiburak dan Kabupaten Lembata tepatnya di desa Amakaka yang dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (8/4).

Baca juga: Pasca cuaca ekstrem melanda, Kota Kupang bagaikan 'kota mati'

Baca juga: Jokowi tinjau kondisi pengungsi banjir bandang di Adonara


Wakil Gubernur NTT menjelaskan bahwa sesuai data yang ada di Posko Komando tanggap darurat bencana di Kupang, untuk di kabupaten Alor jumlah korban yang meninggal akibat banjir bandang di daerah itu mencapai 28 orang, hilang 13 orang, luka-luka 29 orang, yang mengungsi 299 jiwa dan rumah yang rusak 720 unit.

Sementara untuk kabupaten Lembata, jumlah yang meninggal mencapai 46 orang, hilang 22 orang, luka-luka 86 orang. Pengungsi mencapai 2.345 orang dan rumah rusak mencapai 689 unit.

"Untuk Alor masih ada 14 orang yang belum ditemukan, dan untuk Lembata ada sekitar 32 orang yang dilaporkan belum ditemukan," tambah dia.

Baca juga: BNPB: dokter dibutuhkan untuk korban bencana di NTT

Baca juga: Polda Kalteng kirim bantuan kemanusiaan korban banjir NTT


Sementara untuk kabupaten Flores Timur yang meninggal dunia mencapai 71 orang, dan hilang mencapai lima orang . Saat ini jumlah pengungsi di daerah itu mencapai 1.389 orang .

Wagub mengatakan bahwa pihaknya berusaha agar para pengungsi yang saat ini di lokasi pengungsian tidak dalam jumlah banyak karena saat ini sedang dalam pandemi COVID-19.

"Kita khawatir nanti akan muncul klaster baru karena banyaknya warga yang berkumpul di lokasi pengungsian," tambah dia.

Baca juga: Jokowi minta pencepatan evakuasi korban di NTT dan NTB

Baca juga: Naikkan harga bahan bangunan di tengah bencana NTT, polisi tangkap 3 pengusaha ini

Baca juga: Sebanyak 128 orang meninggal akibat bencana alam NTT