Bupati Kotim tidak ingin lewatkan tarawih bersama keluarga

id Bupati Kotim tidak ingin lewatkan tarawih bersama keluarga, Kalteng, Bupati Kotim, Halikinnor, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Bupati Kotim tidak ingin lewatkan tarawih bersama keluarga

Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor saat menjadi imam shalat tarawih bersama keluarganya di rumah jabatan bupati, Sabtu (1/5/2021). ANTARA/HO

Sampit (ANTARA) - Lantunan ayat suci Al Quran sayup-sayup terdengar dari salah satu ruangan rumah jabatan Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Ternyata suara itu adalah suara sang penghuni rumah jabatan, yakni Bupati Halikinnor yang sedang menjadi imam shalat tarawih.

Pria yang kesehariannya memimpin rapat di kantor, kali ini tampil dengan sisi lainnya yaitu menjadi imam shalat isya dan tarawih. Jamaahnya pun cukup banyak, terdiri dari istri, anak, menantu, staf serta asisten rumah tangga yang bertugas di rumah jabatan tersebut.

"Bulan suci Ramadhan ini bulan paling mulia dan momen untuk kita meningkatkan amal ibadah. Saya sebisanya untuk tidak melewatkan shalat tarawih berjamaah dengan keluarga," kata Halikinnor usai shalat tarawih, Sabtu malam.

Halikinnor memiliki alasan tersendiri sehingga memilih shalat tarawih berjamaah di rumah bersama keluarga. Sebagai kepala keluarga, dia ingin seluruh anggota keluarganya, termasuk staf dan semua orang di rumahnya juga tidak melewatkan bulan suci ini untuk meningkatkan amal ibadah.

Rutinitas ini sudah dilakukannya sejak dulu, sebelum dia menjadi bupati. Kini meski dihadapkan banyak kesibukan setelah mengemban jabatan sebagai kepala daerah, Halikinnor tetap menjalankan rutinitasnya melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama keluarga.

Shalat berjamaah juga menjadi momen dalam menciptakan waktu berkualitas untuk menjaga kedekatannya dengan seluruh anggota keluarga. Terlebih setelah menjabat sebagai bupati, kini waktunya semakin banyak tersita untuk tugas melayani masyarakat.

Pria yang mengawali karir sebagai staf Kecamatan Kota Besi ini sadar tanggung jawabnya tidak hanya selaku bupati yang mengemban amanah masyarakat, tetapi juga sebagai seorang kepala keluarga yang memiliki kewajiban dalam membimbing keluarga di rumah.

Baca juga: Bupati Kotim: Jangan sampai COVID-19 tidak terkendali seperti di India

Agama menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang. Agama akan menjadi pondasi yang kuat sehingga setiap orang akan bisa menjalani kehidupan dengan baik di manapun dia berada.

Baginya, shalat berjamaah merupakan gambaran filosofi sebuah kepemimpinan. Seorang imam bertanggung jawab terhadap jalannya shalat, sementara makmum harus mengikuti gerakan imam tanpa boleh mendahului. 

Namun jika imam melakukan kesalahan, maka makmum wajib mengingatkan agar kembali pada aturan yang benar sehingga shalat bisa tuntas dan tidak kacau.

Begitu pula dalam pemerintahan, kata Halikinnor, masyarakat wajib mengingatkan jika pemimpinnya melakukan kekeliruan. Namun sama seperti dalam shalat, ada tata cara mengingatkan dengan cara yang baik, bukan untuk menyalahkan atau menjatuhkan.

"Saya selalu membuka diri dan menampung semua aspirasi masyarakat. Saya berkomitmen untuk memperjuangkannya semaksimal mungkin. Tapi tentu saya sangat berharap masyarakat juga bisa memahami bahwa semua harus sesuai prosedur dan kemampuan keuangan daerah. Tapi yakin saja, kami pemerintah daerah selalu berusaha semaksimal mungkin," tambah Halikinnor.

Halikinnor kembali mengungkapkan niatnya menjadi bupati karena ingin membawa daerah ini lebih maju lagi dan masyarakatnya semakin sejahtera. Dia meminta dukungan seluruh masyarakat agar bisa berbuat maksimal demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pemkab Kotim wacanakan zakat penghasilan bagi ASN